TERJADINYA kenaikan kasus covid-19 ditambah adanya subvarian baru omikron BA.4 dan BA.5 di Indonesia kenaikannya tidak setinggi negara-negara tetangga.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan meskipun Indonesia menunjukkan kenaikan kasus namun jumlah kasusnya masih lebih rendah dibandingkan negara tetangga lainnya.
Sebagai perbandingan per 11 Juni lalu jumlah kasus harian di Indonesia sebesar 574 kasus sedangkan di Malaysia sebesar 1.709 kasus, Thailand 2.474 kasus, Singapura 3.128 kasus, India 8.582 kasus, bahkan di Australia sebesar 16.393 kasus.
"Tentunya dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar dibandingkan dengan negara lainnya jumlah kasus harian saat ini masih dapat dikatakan rendah," kata Wiku dalam konferensi pers secara daring, Selasa (14/6).
Kenaikan kasus ini harus diupayakan bersama untuk menekan semaksimal mungkin. Indonesia sebelumnya juga sudah berhasil mempertahankan penurunan kasus selama 2 bulan berturut-turut.
Baca juga: Satgas Sebut Tiga Situasi yang Picu Kenaikan Kasus Covid-19
"Sampai dengan saat ini belum dapat disimpulkan penyebab pasti terjadinya kenaikan pada tren kasus positif dan kasus aktif," ujarnya.
Namun, lanjut Wiku, beberapa potensi penyebab dapat diidentifikasi seperti mobilitas penduduk yang terus mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan sepanjang 2021 dan seiring dengan melandainya kasus covid-19 dapat berpotensi meningkatkan interaksi antar masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya.
Aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal di tempat publik dan juga kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri oleh banyak orang berpotensi meningkatkan interaksi antar masyarakat yang juga dapat meningkatkan potensi penularan.
Kemudian kedisiplinan protokol kesehatan yang mulai terlihat longgar di tengah masyarakat seiring dengan melandainya kasus.
Berdasarkan data situasi covid-19 per Selasa 14 Juni 2022 angka konfirmasi naik sebanyak 930 kasus, yang sembuh 548 orang, dan 10 pasien meninggal.
"Kenaikan ini menjadi perhatian bersama karena apabila tidak dimitigasi dengan baik kasus dapat terus mengalami kenaikan," ungkapnya.
Sementara itu untuk vaksinasi dosis 1 kelompok usia 6-11 tahun sudah sekitar 20,8 juta anak, dosis kedua 17,0 juta anak, dan dosis booster baru 1.515 anak saja.
Sehingga peningkatan suntik dosis reguler dan booster perlu dilakukan oleh orang tua untuk menjaga kesehatan buah hati, terlebih adanya Subvarian Omikron BA.4 dan BA.5 yang menular lebih cepat meski tingkat keparahannya lebih rendah. (OL-4)