DRIEKTUR Pusat Studi Etika Lingkungan Universitas Nasional (Unas) Endang Sukara mengungkapkan, Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Tidak hanya jumlahnya yang banyak, tetapi keanekaragaman hayati di bumi Nusantara juga sangat unik.
"Jadi keanekaragaman Indonesia itu di samping sangat besar juga unik. 60% dari tumbuhan yang ada di Indonesia itu sifatnya itu endemik. Artinya tidak ditemukan di tempat lain, di mana pun di dunia," ujarnya dalam Belantara Learning Series Episode 3 dengan tema 'Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi untuk Perlindungan Keanekaragaman Hayati Indonesia' yang diselenggarakan Belantara Foundation, Selasa (31/5).
Dijelaskannya, Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbanyak kedua di dunia. Kekayaan itu belum termasuk biodiversitas di laut, sehingga bila dilihat secara total Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbanyak dibandingkan negara lain.
"Kalau kita bandingkan dengan pusat keanekaragaman hayati dunia yang lain seperti di daerah Amazon sana, di tempat lain itu berupa daratan, seperti flat begitu saja. Tapi Indonesia itu dari gunung yang tertutup salju abadi sampai laut dalam itu ada di Indonesia. Dan Indonesia juga adalah daerah maritim yang ditaburi banyak pulau, satu pulau dan lainnya itu terpisah sangat lama," terang Endang.
Menurutnya, jumlah keanekaragaman hayati itu sulit juga dihitung. Baru sekitar 2 juta biodiversitas yang diketahui dan didokumentasikan. Tapi keanekaragaman hayati di dunia belum ada yang bisa menghitungnya. Setiap tahun, kurang lebih 18 ribu spesies baru ditemukan, terutama serangga atau mikroba.
Endang mengatakan, keanekaragaman hayati sebetulnya memiliki manfaat sangat luar biasa. Mulai dari pangan, kesehatan, serat, energi hingga untuk juga menjaga kestabilan planet bumi.
Bila dimanfaatkan dengan baik, dijaga dan dilestarikan keanekaragaman hayati Indonesia bisa menjadi pondasi pembangunan berkelanjutan. Hal itu merupakan potensi luar biasa dan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk turut berkontribusi pada pelestarian alam.
Baca juga : Keanekaragaman Hayati Beri Manfaat Ekonomi dan Ekologi
Katua Program Studi Magister Biologi Unas Tatang Mitra Setia mengatakan, perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga atau melestarikan keanekaragaman hayati. Pasalnya, keanekaragaman hayati adalah modal utama menopang kehidupan dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
"Sesuai tema keanekaragaman dunia tahun ini yaitu membangun masa depan bersama untuk kehidupan kita bersama, bahwa kita menyelamatkan keanekaragaman hayati itu sebenarnya menyelamatkan kehidupan manusia juga. Perlu bersama-sama menjaga pelestarian keanekaragaman hayati," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatma mengatakan, pelestarian keanekaragaman bukan menjadi milik akademisi dan peneliti saja. Hal itu merupakan tanggung jawab semua umat manusia.
Sejak didirikan pada 2014, Belantara Foundation terus menggaungkan upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Dengan mengangkat visi lanskap berkelanjutan untuk kehidupan masyarakat yang sejahtera, pihaknya mendukung pengelolaan lanskap berkelanjutan untuk mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi peningkatan kehidupan masyarakat, serta perlindungan lingkungan.
"Sampai saat ini 6 tahun terakhir Belantara berfokus pada kegiatan-kegiatan yang mendukung perlindungan hutan, restorasi lahan-lahan terdegradasi, serta pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar," kata dia.
Bertepatan dengan momen Hari Keanekaragaman Hayati Dunia pada 22 Mei lalu, Belantara terus memberi edukasi kepada masyarakat, terutama generasi penerus terkait pentingnya menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati di Indonesia. (OL-7)