WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan, anak-anak muda Indonesia tidak mungkin menjadi inovator apabila mereka tidak memiliki daya tahan dan karakter pembelajar.
"Ini yang harus ditanamkan ke anak-anak. Tapi, di atas itu semua anak-anak tetap harus memiliki kearifan lokal, jangan sampai menjadi generasi yang tercabut dari akar budaya, apalagi dunia sudah tidak ada sekat-sekat," kata Lestari Moerdijat yang akrab disapa Rerie, saat mengisi MGN Stage yang digelar Media Group Network, Semarang, Jateng.
Menurut Rerie, Indonesia harus mampu mempersiapkan genarasi muda yang mampu mengikuti setiap perubahan. Jangan sampai, anak-anak muda Indonesia menjadi objek perubahan zaman. "Sehingga mereka sanggup menerima tongkat estafet yang kita berikan, melanjutkan perjuangan dan membawa Indonesa ke arah yang kita cita-citakan," tandasnya..
Dia menekankan, di era disrupsi, teknologi sempat nyaris merusak Bangsa Indonesia menjadi tercerai-berai. Kemajuan teknologi informasi hampir membuat lupa generasi muda terhadap jatidiri Bangsa Indonesia.
"Kita harus melatih mereka menjadi cerdas, beda pilihan politik wajar, negara tanpa oposisi juga salah, karena tanpa oposisi di sistem kenegaraan bertugas mengontrol agar yagg mendapatkan mandat bisa berjalan dengan baik," ujar poltikus Partai Nasdem ini.
Anak muda,katanya harus mampu memilah, mencermati, dan mengedukasi publik mencerna dan menyaring informasi dengan baik. "Sehingga bisa meneruskan dengan baik. yang tidak perlu diteruskan tidak usah diteruskan," tukas Rerie.
Menurutnya, Indonesia sempat setengah mati mengajak masyarakat mau divaksin pada masa awal-awal pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan karena terjadi erang informasi yang dipompakan untuk menimbulkan ketakutan pulbik.
"Anak muda harus menjadi garda terdepan membantu pemerintah menyebarkan info dengan baik mengenai vaksin. Begitu kita divaksin, alhamdulillah satu bulan setelah lebaran aman dan damai dari pandemi Omicron, karena vaksinasi hampir merata," katanya.
Sementara CEO Media Group Network, M Mirdal Akib, mengatakan pemuda Indonesia sebenarnya memiliki persyaratan yang mampu membawa Indonesia menjadi bangsa yang besar. Akib menegaskan Media Group Network merasa perlu hadir di Semarang untuk memberikan literasi dan wake-up call untuk mengingatkan kembali pemuda Indonesia tentang potensi-potensi yang harus mereka gali bersama.
"Kalau tidak kita bangunkan, terlambat nanti. Apalagi kita menanti bonus demografi, kalau tidak disiapkan baik, kita bisa tidak menjadi pemain global," jelas Mirdal.
Menurut Akib, hari ini dunia sedang menghadapi masa peralihan dari pengembangan sumber daya alam menuju pengembangan sumber daya manusia. "Sumber daya alam sudah menipis, sumber daya manusia melimpah. Nah, kualitas sumber daya manusia harus disiapkan agar memberi kontribusi maksimal. Negara maju tidak mengandalkan SDA tapi SDM," terang Akib.
Akib berujar Semarang menjadi salah satu kota penting Indonesia karena Ibu Kota Jawa Tengah itu merupakan bagian terintegrasi dari kota-kota besar dunia. Bahkan, kata Akib, Semarang punya potensi yang lengkap mulai dari budaya, pelajar, dan industri.
"Semua ada di sini. Semarang tidak beda dengan Melbourne, Jakarta, Singapura, dan lain-lain. karena punya persyaratan dan potensi yang sama, internet sama, anak muda sama, apalagi setelah pandemi, kita dititik star sama," tegas Akib.
Bahkan, kata Akib, Semarang punya satu potensi yang mampu tampil lebih unggul dari kota-kota besar dunia. "Yaitu daya tahan. Kalau negara lain sudah terlena dengan kemajuan, Semarang baru mulai bangkit," jelas Akib.
Sedangkan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menggambarkan anak muda Kota Semarang sebagai generasi muda yang jempolan. "Tapi kalau jempolan itu sebuah anak muda pilihan. Kami rasa anak-anak muda Kota Semarang yang dibrowshing dan disher bukan hal negatif, tetapi hal yang positif," kata Hendi.(OL-13)
Baca Juga: Puncak Peringatan Hari Lansia 2022 Digelar di Tasikmalaya