KKN Desa Penari masih menjadi daya tarik pecinta film Tanah Air, baru 6 hari penayangan berhasil menarik 2,1 juta penonton. Namun kesuksesan tersebut sayangnya kurang didukung oleh pengusaha bioskop.
Hal itu terjadi karena eforia film lokal harus terhenti tiba-tiba dengan munculnya film barat Doctor Strange in the Multiverse of Madness yang membuat layar KKN Desa Penari harus dikurangi.
"Saya bersyukur dan terima kasih atas 2,1 juta penonton dalam 6 hari. Bagi saya kalau filmnya jelek itu tidak bisa diimbangi tapi kalau film bagus apa pun bisa diimbangi," kata Produser Film sekaligus CEO MD Pictures Manoj Punjabi kepada Media Indonesia, Minggu (8/5).
Penayangan film KKN Desa Penari terbilang cukup sukses menarik penonton. Pada hari pertama penayangan berhasil menarik 315 ribu penonton, hari kedua pada saat malam takbiran turun 260 ribu, hari lebaran 250 ribu penonton, lalu hari lebaran kedua naik 420 ribu, besoknya naik 520 ribu penonton.
Bahkan, lanjut Manoj, ketika film Doctor Strange rilis masih bertahan di angka 320 ribu penonton. Sayangnya, layarnya sudah di ganti ke film Marvel Cinematic Universe (MCU) tersebut. Bahkan layar di salah satu bioskop yang sebelumnya penuh pun langsung ditiadakan.
"Masa bioskop tega melakukan hal seperti itu, itukan tidak masuk akal. Bioskop ada 5 layar di kasih untuk Doctor Strange 4. Ini yang jadi problem, pihak bioskop berani bilang 'film KKN Desa Penari sudah cukup masanya karena Doctor Strange film besar yang bakal babat semua' ini nggak masuk akal," ungkapnya.
Baca juga : Pemerintah Siapkan Akomodasi, Transportasi hingga Katering Jamaah Haji
Manoj optimistis film KKN Desa Penari akan tembus 3 juta penonton dalam waktu dekat, sehingga 9 hari 3 juta penonton sudah sangat luar biasa.
"Jadi menurut saya bioskop juga harus support lah itu penting sekali. Bioskop juga sedang menambah-nambah layar tapi seperti kita pengemis," ujarnya.
Manoj menegaskan, pecinta film Indonesia yang rela berjam-jam antri untuk beli tiket film lokal, tapi perlu dicatat bahwa pihak bioskop juga agar jangan hanya film asing yang diutamakan, jika film lokal bagus dan laku seperti film asing, maka bioskop harus mendukung film lokal.
Karena masih banyak daerah yang terlihat bahwa sebenarnya masih sangat tertarik dengan film lokal seperti KKN di Desa Penari, diantaranya bioskop di Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Madiun, Malang, Gresik, Garut, Tasik, Banjarmasin, Samarinda dan lainnya.
"Saya tidak takut saing dengan film barat tapi yang saya khawatir adalah pilih kasih. Khawatir jatah layar kita untuk film barat loh gak bisa," ungkapnya.
Produksi film garapan Awi Suryadi ini memakan biaya Rp15 miliar, dengan 6 penayangan saja sudah menutupi biaya produksi dan promosi. (OL-7)