Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) banyak mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Tidak terkecuali bagi Universitas Airlangga (Unair). Hingga akhir April 2022, Unair telah memberangkatkan lebih dari 7 ribu mahasiswanya untuk mengikuti program MBKM.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Mahasiswa, dan Alumni Prof Bambang Sektiari Lukiswanto mengatakan bahwa jumlah tersebut terbagi dalam sembilan jenis program MBKM. “Seperti Indonesian International Student Mobility Award (IISMA), Program Magang Independen Bersertifikat yang bekerja sama dengan industri, program mengajar di desa, dan lain sebagainya. Unair selalu mengirimkan delegasi untuk MBKM ini,” kata Prof. Bambang dalam keterangannya, Selasa (3/5).
Tidak hanya mengandalkan MBKM dari Kemendikbud-Ristek, Unair juga menggelar programnya sendiri. Sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, Unair memiliki kerja sama dengan berbagai pihak yang mendukung pelaksanaan program magang, penelitian kolaborasi, kredensial mikro, dan lainnya.
Kendala konversi
Meskin demikian, MBKM Unair tetap tidak lepas dari kendala. Salah satunya mahasiswa yang terkadang kesulitan untuk megonversikan partisipasi mereka dalam MBKM dengan mata kuliah tertentu. Hal itu umumnya terjadi di tingkat program studi (prodi) masing-masing.
“Sering belum ada aturan baku atau instruksi kerja yang mengatur konversi mata kuliah di tingkat prodi. Meskipun Unair memiliki panduan dalam Airlangga Smart Education untuk MBKM tingkat universitas, namun masih banyak pertimbangan spesifik dari prodi,” papar Prof. Bambang.
Kendala MBKM juga ada pada waktu pendaftaran. Dia menyebut bahwa terkadang pembukaan pendaftaran MBKM tidak sesuai dengan waktu awal semester di Unair. Sehingga beberapa mahasiswa belum memiliki pandangan untuk mendaftar MBKM itu dan tidak memasukkan program yang akan diikuti dalam KRSn-ya.
Namun, Unair telah melakukan berbagai upaya. “Bersama dengan Direktorat Sistem Informasi (DSI) Unair, kami telah mengembangkan sistem agar proses konversi bisa lebih cepat dan efisien. Selain itu, Unair telah melakukan redesign kurikulum menyesuaikan MBKM,” imbuhnya.
Prof. Bambang berharap agar program MBKM dapat menjadi bekal bagi mahasiswa setelah lulus. MBKM membantu mereka meraih kompetensi dan relevansi tinggi terhadap dunia kerja. Sehingga akan berdampak yang signifikan secara lokal dan internasional.
“Salah satu poin utama SMART University adalah pada sustainable education for all. MBKM menjamin mahasiswa secara keseluruhan untuk menemukan passion dan meningkatkan daya saing. Mereka tidak hanya mendapatkan kompetensi sesuai prodi namun kompetensi lain untuk kebutuhan dunia kerja dan industri,” ujar Prof Bambang.
MBKM juga mampu mendukung Unair mencapai SMART University. Poin utamanya adalah sustainable education for all. “Mereka bisa mendapatkan pendidikan yang berstandar tinggi, lebih merata, optimal dan komprehensif di luar ruang perkuliahan melalui MBKM,” tandasnya. (OL-12)