PEMERINTAH Indonesia secara konsisten menggaungkan pengakselerasian implementasi industri 4.0 dan transformasi digital di Tanah Air. Transformasi dan pergeseran ke industri 4.0 diperkirakan akan memberikan kontribusi sebesar US$133 miliar terhadap PDB Indonesia pada 2025 dan menciptakan lebih banyak kesempatan kerja.
Meskipun ada 23 juta pekerjaan yang diprediksi hilang pada 2030, laporan Automasi dan Masa Depan Pekerjaan di Indonesia dari McKinsey & Company menunjukkan teknologi automasi berpeluang menciptakan 27 juta hingga 46 juta lapangan kerja baru.
Guna mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi perubahan substansial dunia kerja masa depan, Amazon Web Services (AWS) InCommunities b ersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) menginisiasi program edukasi kesiapan kerja STEAM for the Future.
Berlangsung secara daring sejak Desember 2021 hingga Maret 2022, inisiatif itu menyasar lebih dari 500 pelajar SMA di 15 kota/kabupaten di Indonesia, yaitu Bekasi Kota dan Kabupaten, Karawang, Bandung, Bandung Barat, Bogor Kota dan Kabupaten, Depok, Jakarta, Tangerang Selatan, Semarang, Magelang, Sleman, Surabaya, dan Denpasar.
Country Manager Amazon Web Services Indonesia Gunawan Susanto menjelaskan, inisiatif itu untuk mendapatkan akses pendidikan dan mengasah keterampilan di bidang science, technology, engineering, arts, dan mathematics (STEAM), guna membantu mempersiapkan pelajar untuk pekerjaan di masa depan.
Partisipasi dalam program itu membantu pelajar untuk merancang jalur pendidikan dan pengembangan diri menuju karier masa depan di bidang STEAM.
"Kami bangga dapat berpartisipasi dalam STEAM for the Future untuk mendukung Inisiatif Making Indonesia 4.0 dari Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang STEAM, satu dari 10 prioritas nasional untuk mempercepat pertumbuhan industri. Kami mendukung peningkatan kompetensi di bidang STEAM untuk mengembangkan tenaga kerja masa depan Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Program STEAM for the Future melibatkan para pelajar dalam serangkaian pembelajaran yang inspiratif dan interaktif, meliputi STEAM Talk, STEAM Virtual Class, dan STEAM Bootcamp.
Selain mempelajari pentingnya karier STEAM dan cara mempersiapkan karier ini sejak sekolah, mereka juga dibekali dengan keterampilan dasar pemodelan 3D, pengkodean, dan komputasi melalui praktik pembelajaran berbasis augmented reality dan virtual reality.
Program itu memberikan semua pelajar akses gratis ke Junior Achievement (JA) Assembling Your Career, kurikulum internasional untuk kesiapan kerja yang dikembangkan oleh JA, dan akun premium 1 tahun untuk platform pembelajaran digital Cospaces.edu yang memungkinkan mereka untuk membangun, mengkode, dan mengeksplorasi kreasi mereka sendiri dalam augmented reality atau virtual reality.
Baca juga : 113 Program Studi D3 di 45 Perguruan Tinggi Naik Tingkat Jadi Sarjana Terapan (D4)
Selama rangkaian program, relawan AWS juga terlibat aktif untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inspirasi kepada para pelajar.
Academic Advisor and Operations Counsel Prestasi Junior Indonesia Robert Gardiner mengatakan, partisipasi dalam pembelajaran STEAM yang berbasis pengalaman di usia muda membangun fondasi dan minat yang kuat di mana pengembangan pengetahuan lebih lanjut dapat dilakukan.
Seiring kemajuan para pelajar melalui tahun-tahun pendidikan, penting untuk memastikan bahwa lulusan dapat memenuhi kebutuhan persyaratan pekerjaan potensial.
"Melalui program ini, para pelajar memperoleh pengalaman pertama memahami keterampilan teknis (hard skills) yang dibutuhkan untuk pekerjaan masa depan dan juga berkesempatan untuk melatih keterampilan non teknis (soft skills), seperti berpikir kritis dan pemecahan masalah yang kompleks, komunikasi, kolaborasi, serta kreativitas," katanya.
Koordinator Bidang Peserta Didik, Direktorat SMA, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Juandanilsyah mengharapkan, institusi pendidikan mempersiapkan peserta didik dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk masa depan, mengingat tren dunia kerja masa depan akan sangat berbeda dengan masa kini.
Terlebih, hanya sekitar 60% lulusan SMA yang memiliki kesempatan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan selebihnya langsung bekerja atau berwirausaha.
"Program STEAM for the Future ini selaras dengan visi Pemerintah Indonesia untuk pekerjaan masa depan – menciptakan tenaga kerja yang memiliki kompetensi unggul, cakap memanfaatkan teknologi, dan bermoral yang baik," tuturnya.
Salah satu kegiatan STEAM for the Future Innovation Camp yang digelar secara daring yaitu para pelajar ditantang untuk menciptakan sebuah solusi inovatif terhadap permasalahan di komunitas dengan pendekatan STEAM. Salah satu inovasi tersebut adalah Impressive School (IMS) Project yang digagas oleh Tim Sapta Eka dari SMAN 71 Jakarta.
Tim Sapta Eka mengembangkan desain sekolah mereka dalam wujud virtual reality. IMS Project ini diharapkan dapat memungkinkan para pelajar untuk menjelajahi sekolah mereka secara interaktif dan memberikan manfaat kepada sekolah untuk mengenalkan sekolah kepada masyarakat.
Dengan gagasan inovatif ini, Tim Sapta Eka dari SMAN 71 Jakarta berhasil meraih juara pertama dan penghargaan proyek augmented reality/virtual reality paling kreatif dalam ajang STEAM for the Future Innovation Camp. (RO/OL-7)