JURUSAN ilmu bioinformatika diyakini akan menjadi salah satu program studi yang menjanjikan di masa depan. Hal ini tidak terlepas dari kehadiran revolusi industri 5.0, dalam menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi digital dan ekonomi yang paralel dengan penyelesaian masalah sosial.
Hal itu diungkapkan Vice Rector II Director of Research and Industry Collaboration Indonesia International Institute for Life Science (i3L) Dr Arli Aditya Parikesit, S.Si., M.Si. "Bioinformatika diprediksi menjadi salah satu jurusan yang paling digemari di masa depan. Hal ini dapat dilihat dari low supply dan high demand. Terbukti alumni jurusan bioinformatika sangat cepat mendapat pekerjaan ataupun dapat lanjut ke jenjang S2 atau S3," ungkap Arli dalam keterangan yang diterima .
Bioinformatika merupakan penerapan sains data (data science) di bidang biologi atau biosains yang umumnya dipakai sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi. Ilmu ini merupakan ilmu baru yang yang merangkup berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu komputer, matematika dan fisika, biologi, dan ilmu kedokteran, dimana kesemuanya saling menunjang dan bermanfaat satu sama lainnya.
Ditambahkan Arli, bidang multidisiplin ilmu akan semakin populer karena banyak permasalahan kompleks yang membutuhkan solusi multidisiplin yang akan muncul di masa depan. Pada kurun 2020 hingga 2027, diperkiakan pasar bioinformatika global akan meningkat sebesar 13,4% setiap tahun.
"Kontribusi bioinformatika saat ini sudah dapat kita rasakan. Contohnya dalam penanganan pandemi Covid-19. Teknologi termutakhir seperti vaksin mRNA dan obat anticovid seperti remdesivir dikembangkan dengan bantuan ilmu bioinformatika. Kemudian, penemuan varian Covid-19 seperti omikron dan delta dilakukan dengan whole genome sequencing berbasis bioinformatika. Pengembangan obat dan vaksin modern tidak dapat dilakukan tanpa bioinformatika," jelasnya.
Selain itu, jelasnya, pengembangan ilmu robotika yg berbasis pada ilmu biologi (bio-inspired robot) sangat maju. Teknologi kesehatan/molekuler biologi seperti Next Generation Sequencing (NGS) yang mulai banyak digunakan di Indonesia, tentunya membutuhkan banyak lulusan bioinformatika .
"Prospek kerja dari bioinfromatika sangat bagus. Pengembangan kecerdasan buatan (AI) dalam ranah kesehatan akan semakin penting di masa mendatang. Data rumah sakit, klinik, maupun pemerintah terkait kesehatan jumlahnya bertambah secara eksponensial dan memerlukan pakar bioinformatika untuk mengelolanya," tuturnya. (RO/OL-15)