21 March 2022, 15:30 WIB

Genjot Talenta Unggulan, Puspresnas kembali Gelar Lomba Tingkat Pendidikan Tinggi


Bayu Anggoro |

PEMERINTAH pusat akan kembali menggelar berbagai perlombaan bagi mahasiswa perguruan tinggi. Ajang pencarian bakat ini diharapkan mampu melahirkan sosok-sosok pemuda yang berhasil di bidang masing-masing.

Koordinator Pokja Pendidikan Tinggi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rizal Alfian, menjelaskan, pada tahun ini pihaknya akan menggelar berbagai perlombaan yang bisa diikuti seluruh mahasiswa di Tanah Air. Menurut dia, sedikitnya terdapat empat klaster perlombakan yakni sains, riset, teknologi, dan inovasi; seni, bahasa, dan literasi; vokasi, dan kewirausahaan; serta olahraga dan kesehatan jasmani.

"Total ada 208 perlombaan," kata Rizal saat menggelar rapat koordinasi persiapan lomba tersebut di Bandung, Jawa Barat, Minggu (20/3). Menurutnya, untuk sains, riset, teknologi akan terdapat 17 bidang lomba dengan 84 cabang perlombaan. Sedangkan pada bidang seni, bahasa, dan literasi terdapat 11 bidang dengan 56 cabang lomba. 

"Vokasi dan kewirausahaan ada empat bidang dengan 51 cabang lomba. Untuk olahraga dan kesehatan jasmani ada enam 
bidang lomba dengan 17 cabang lomba," bebernya. Dia menyebut perlombaan itu di antaranya kompetisi nasional matematika dan ilmu pengetahuan alam; kompetisi debat mahasiswa Indonesia; kompetisi mahasiswa nasional bidang ilmu bisnis, manajemen, dan keuangan; pekan olahraga mahasiswa nasional; dan pemilihan mahasiswa berprestasi.

Melalui ajang-ajang tersebut, Rizal berharap akan lahir generasi muda yang memiliki bakat dan keahlian mumpuni di bidangnya masing-masing.  Bahkan, nantinya para mahasiswa tersebut bisa diserap oleh industri dan berkontribusi terhadap pembangunan nasional. "Melalui ajang ini kami ingin menyiapkan talenta nasional untuk mendukung program strategis nasional. Kami juga berharap ada industri berbasis teknokogi dan inovasi yang menyerap talenta-talenta muda ini," ujarnya.

Tak hanya itu, dia optimistis perlombaan di tingkat mahasiswa ini pun akan melahirkan pemuda dengan karakter dan jiwa kepemimpinan yang jujur dan sportif. "Seperti melalui Pomnas (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional). Ajang ini bukan untuk profesional, tetapi untuk membentuk karakter yang jujur dan sportif," ujarnya.

Lebih lanjut dia katakan, ajang pencarian talenta ini pun sangat diperlukan oleh generasi muda. "Ini cara kami untuk memberikan panggung kepada mereka agar tidak layu sebelum berkembang," katanya.

Saat ini, Rizal menyebut pihaknya masih membahas jadwal pelaksanaan berbagai perlombaan tersebut. "Biasanya dimulai pertengahan tahun. Enam bulan pertama (awal tahun) ialah tahap sosialisasi dan penyisihan," katanya.

Akademisi Institut Teknologi Bandung, Agung Eko Budiwaspada, menjelaskan, perlombaan ini sangat diperlukan untuk menyiapkan sosok-sosok tangguh dan berprestasi. "Drama Korea itu didesain, bukan muncul tiba-tiba. Negara ikut campur, sampai semuanya bisa kapitalisasi," katanya di tempat yang sama.

Dengan seperti itu, menurutnya negara hadir dan memiliki target dalam menciptakan generasi muda yang berkualitas. Begitu pun dengan perguruan tinggi yang mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti perlombaan ini. "Kampus yang pada awalnya tempat mencari ilmu, harus bisa mengapitalisasi ilmu. Kampus memang awalnya tempat mencari ilmu, tetapi ujung-ujungnya di mana mahasiswa bisa berkarya (bekerja, berwirausaha)," katanya.

Lebih lanjut dia katakan, suatu negara akan menjadi kompetitif jika memiliki talenta unggulan sedikitnya 10% dari jumlah yang ada. Berdasarkan data Kemendikbud, tambah Agung, saat ini terdapat 52 juta peserta didik dari tingkat bawah sampai perguruan tinggi. "Berarti idealnya kita memiliki lima juta talenta unggulan," katanya. Jika hal itu tercapai, dia optimistis Indonesia akan menjadi negara hebat bahkan bisa mengalahkan semua negara yang lain.

Baca juga: Melati Wijsen Wakili Anak Muda dalam Sidang IPU ke-144

Namun, jika dilihat dari jumlah peserta ajang pencarian talenta yang digelar Puspresnas ini masih sedikit. Sebab, menurutnya hanya terdapat 228.331 talenta unggulan yang menang di tingkat provinsi, 31.249 di tingkat nasional, dan 244 yang menjadi juara dunia. Jumlah ini masih jauh dari ideal mengingat persentase yang belum ideal jika dibanding jumlah peserta didik di setiap tingkatam saat ini. "Di kita jumlah generasi muda memang banyak tetapi apakah itu jadi peluang atau beban," ujarnya. (OL-14)

BERITA TERKAIT