PEMERINTAH kembali menggelar berbagai perlombaan bagi mahasiswa perguruan tinggi tahun ini. Ajang pencarian bakat ini diharapkan
mampu melahirkan sosok-sosok pemuda yang berhasil di bidangnya masing-masing.
Koordinator Pokja Pendidikan Tinggi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rizal Alfian menjelaskan tahun ini pihaknya akan menggelar berbagai perlombaan yang bisa diikuti seluruh mahasiswa di Tanah Air.
Menurutnya terdapat empat klaster perlombakan yakni sains, riset, teknologi, dan inovasi, seni, bahasa, dan literasi, vokasi dan kewirausahaan, serta olahraga dan kesehatan jasmani.
"Total ada 208 perlombaan," kata Rizal saat menggelar rapat koordinasi persiapan lomba tersebut, di Bandung, Minggu (20/3).
Untuk sains, riset, teknologi terdapat 17 bidang lomba, dengan 84 cabang perlombaan.
Sedangkan bidang seni, bahasa, dan literasi terdapat 11 bidang dengan 56 cabang lomba. "Vokasi dan kewirausahaan ada empat bidang
dengan 51 cabang lomba. Untuk olahraga dan kesehatan jasmani ada enam bidang lomba dengan 17 cabang lomba," bebernya.
Rizal menambahkan perlombaan itu di antaranya kompetisi nasional matematika dan ilmu pengetahuan alam. Kompetisi debat mahasiswa Indonesia, kompetisi mahasiswa nasional bidang ilmu bisnis, manajemen, dan keuangan, pekan olahraga mahasiswa nasional, dan pemilihan mahasiswa berprestasi.
Melalui ajang-ajang tersebut, Rizal berharap akan lahir generasi muda yang memiliki bakat dan keahlian mumpuni di bidangnya masing-masing.
Nantinya karya inovasi para mahasiswa tersebut bisa diserap oleh industri dan berkontribusi terhadap pembangunan nasional. "Melalui ajang ini kami ingin menyiapkan talenta nasional untuk mendukung program strategis nasional. Kami juga berharap ada industri berbasis teknokogi dan inovasi yang menyerap talenta-talenta muda ini," ujar Rizal.
baca juga: Mahasiswa FFS Uhamka Raih Juara 2 Essay dalam Kompetisi Festival Jabodelata 2022 Magnum Opus
Perlombaan di tingkat mahasiswa ini diharapkan melahirkan pemuda dengan karakter dan jiwa kepemimpinan yang jujur dan sportif. "Seperti melalui POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional). Ajang ini bukan untuk profesional, tapi untuk membentuk karakter yang jujur dan sportif," ujarnya.
Ajang pencarian talenta ini sangat diperlukan oleh generasi muda. "Ini cara kami untuk memberikan panggung kepada mereka. Agar tidak layu sebelum berkembang," katanya.
Saat ini panitia masih membahas jadwal pelaksanaan berbagai perlombaan tersebut. "Biasanya dimulai pertengahan tahun. Enam bulan pertama (awal tahun) adalah tahap sosialisasi dan penyisihan," terang Rizal.
Akademisi Institut Teknologi Bandung, Agung Eko Budiwaspada, menambahkan perlombaan ini sangat diperlukan untuk menyiapkan
sosok-sosok tangguh dan berprestasi.
"Drama Korea itu didesain, bukan muncul tiba-tiba. Negara ikut campur, sampai semuanya bisa kapitalisasi," katanya di tempat yang sama.
Dengan seperti itu, menurutnya negara hadir dan memiliki target dalam menciptakan generasi muda yang berkualitas. Begitu pun dengan perguruan tinggi yang mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti perlombaan ini.
"Kampus yang pada awalnya tempat mencari ilmu, harus bisa mengkapitalisasi ilmu. Kampus memang awalnya tempat mencari ilmu, tapi
ujung-ujungnya mahasiswa bisa berkarya (bekerja, berwirausaha)," lanjutnnya.
Agung menambahkan suatu negara akan menjadi kompetitif jika memiliki talenta unggulan sedikitnya 10% dari jumlah yang ada.
Berdasarkan data Kemendikbud, tambah Agung, saat ini terdapat 52 juta peserta didik dari tingkat bawah sampai perguruan tinggi.
"Berarti idealnya kita memiliki 5 juta talenta unggulan," katanya.
Jika hal itu tercapai, dia optimistis Indonesia akan menjadi negara hebat bahkan bisa mengalahkan semua negara yang lain. (N-1)