10 March 2022, 05:45 WIB

Merintis Kemandirian Teknologi Big Data dan Cloud Indonesia


Dr Mardhani Riasetiawan |

PANDEMI covid-19 yang melanda dunia dalam dua tahun terakhir kian mempercepat disrupsi dan perkembangan teknologi. Berbagai bentuk inovasi berbasis teknologi, dari aplikasi pendeteksi penyakit hingga pendukung interaksi ekonomi masyarakat, banyak bermunculan, termasuk karya anak bangsa.

Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai kontribusi membantu penanggulangan pandemi, pun mengembangkan analisis   big   data  untuk mitigasi penyebaran kasus covid-19 di Tanah Air. Sejak 13 Maret 2021, saat belum ada peta dan pola persebaran pandemi, saya dan tim sudah memulai aktivitas sukarelawan data melalui Respons Covid-19 Indonesia (covid19.gamabox.id). Analisis big data untuk covid-19 itu bahkan dikembangkan untuk diimplementasikan di Myanmar pada waktu itu.

Analisis big data yang dihasilkan berhasil memprediksi dan memonitor gelombang pertambahan kasus yang disebabkan mobilitas warga. Inovasi tersebut sangat membantu daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus. Dengan memiliki monitoring riil dari data di lapangan, pemerintah daerah menjadi mudah mengambil keputusan mitigasi.

Tim riset ‘Kampus Biru’ juga mengembangkan aplikasi telemedisin bernama GamaBox LiveDokter. Lewat platform tersebut, Kagamadok bersama Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM (FK-KMK) serta Sambatan Jogja (Sonjo) menyediakan layanan konsultasi dokter daring gratis untuk pasien covid-19 isolasi mandiri.

Revolusi industri 4.0 dan society 5.0, yang digadang-gadang menjadi bentuk ideal perkembangan teknologi dan peradaban yang efisien serta efektif membantu sektor kehidupan manusia, memang tidak bisa dilepaskan dari peran teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat pesat. Teknologi big data dan cloud computing saat ini memainkan peran yang sangat besar dan vital dalam transformasi digital, memungkinkan inovasi data dan aplikasi berkembang dengan sangat pesat.

Kunci dari kecepatan transformasi digital dewasa ini ialah penggunaan teknologi big data dan cloud computing. Sayangnya, saat ini banyak negara, termasuk Indonesia, masih bergantung pada impor untuk penyediaan layanan teknologi tersebut.

Kondisi tersebut tentunya memunculkan kerisauan yang mendalam bahwa kita belum merdeka dan mandiri untuk bisa mengembangkan teknologi big data dan cloud computing dari Indonesia. Kemandirian tersebut hanya titik awal untuk menciptakan kedaulatan yang lebih besar, yaitu kemandirian data dan informasi yang dikelola serta digunakan secara mandiri di Indonesia. Hal inilah yang menjadi motivasi utama saya melakukan pengembangan dasar sampai aplikatif teknologi utama di big data dan cloud computing.

 

Riset dan pengembangan 

Sejak 2013, saya mengembangkan teknologi big data dan cloud computing menggunakan fasilitas Laboratorium Riset Sistem Komputer dan Jaringan di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM. Penelitian dimulai dengan membangun fasilitas komputasi terdistribusi (klaster) dengan memanfaatkan komputer-komputer tidak terpakai berspesifikasi rendah.

Meski begitu, fasilitas komputasi tersebut mampu bekerja efisien menjalankan pemrograman paralel dan menjadi rintisan awal komputer klaster di UGM. Diberi nama GamaBox, platform tersebut diperkenalkan sebagai produk hasil riset yang saya kembangkan sejak 2013.

Pada 2014, saya kemudian mengembangkan GamaBox-Lego yang merupakan minikomputer klaster dengan single board computer seukuran kartu kredit, yakni Raspberry Pi Model B, sebagai data center mini. Ia dikemas dengan brick permainan lego sehingga mudah dikustomisasi bentuk untuk tujuan media pengenalan komputer klaster ke masyarakat dan siswa sekolah.

Selanjutnya, saya dan tim mengembangkan komputer klaster yang menjadi dasar arsitektur komputer untuk pengolahan data besar dan cepat menjadi komputer klaster yang lebih dedicatedGamaBox Wisanggeni, namanya, memuat 32 nodes klaster dengan single board computer.

GamaBox Wisanggeni dapat menjalankan komputasi secara paralel dan pemrosesan big data secara cepat. Platform itu pun menjadi   prototype  teknologi cloud computing dan big data yang operasional untuk pemrosesan ilmiah serta kebutuhan industri saat ini.

Di antara poin menariknya ialah kemampuan tim meningkatkan kecepatan kerja hardware dengan metode overclocking, yakni meningkatkan kapasitas clocking core prosesor hingga 50% dari daya asli. Metode tersebut membuat unit minikomputer tidak banyak, tetapi kapasitas kerja besar. Dengan 16 Raspberry Pi Model B, misalnya, GamaBox mampu menyaingi kinerja 64 Raspberry Pi Model B milik superkomputer Universitas Southampton, Inggris.

 

Sistem operasi independen

Setelah mengembangkan arsitektur dengan desain dan teknologi pendukung yang mandiri, penelitian ditingkatkan pada level sistem operasi. Kami mengembangkan GamaBox Operating System pada 2018 dengan tujuan menghadirkan platform sistem operasi open source yang dapat menjalankan lingkungan komputasi big data secara efisien.

Langkah tersebut diperlukan karena selama ini penyediaan operating system sangat tergantung pada platform dan sistem operasi dari luar Indonesia. Karenanya, pengembangan sistem operasi ini tidak hanya membuat kita dapat menguasai penggunaannya, tetapi juga berkemampuan untuk mengembangkan arsitektur dan sistem operasi secara independen sehingga setara dengan perusahaan teknologi dunia, seperti Microsoft atau Apple.

Sistem operasi GamaBox Operating System saat ini menjadi engine utama di laboratorium riset. Ia juga sudah dioperasionalkan untuk mendukung big data environment di salah satu perusahaan energi dunia dengan terimplementasi sebanyak 1.024 nodes.

GamaBox Wisanggeni dan GamaBox Operating System kemudian diintegrasikan menjadi platform teknologi cloud computing buatan sendiri bernama GamaCloudGamaCloud dibuat dengan tujuan kita menguasai teknologi penyelenggaraan layanan cloud computing untuk infrastruktur komputasi, layanan platform, dan layanan aplikasi.

Upaya tersebut menjadi penting karena dengan kita memiliki cloud computing, kemandirian terhadap penyelenggaraan layanan teknologi internet bisa kita jalankan secara mandiri. Posisi kita juga bisa satu level Google dan perusahaan layanan cloud teknologi dunia.

 

Kebencanaan dan energi

Saya bersama tim juga mengembangkan konvergensi teknologi big data dan cloud computing untuk penyediaan informasi realtime peringatan dini bencana tanah longsor. Konvergensi diwujudkan dalam pengembangan G-Connect (GamaBox Connect) sejak 2016 hingga 2021.

G-Connect mengembangan tool yang dapat mendeteksi pergerakan tanah longsor dan kondisi lingkungan dengan sensor. Data terkumpul secara realtime dan dikirimkan dengan jaringan internet kualitas rendah ke server big data di UGM secara berkala dan terjadwal.

Peralatan tersebut dapat bekerja mandiri karena didukung solar power dan kemudahan mobilisasi menyesuaikan perkembangan retakan longsor. G-Connect saat ini sudah tersebar di 37 titik (sebelum terkena longsor) di jalur retakan Gunung Gandul, Wonogiri.

Sejak 2020, bersama tim Big Data Energy, dikembangkan pula platform big data management untuk sektor energi di Indonesia bernama   GamaBox Explorer. Produk riset manajemen energi tersebut comply dengan standar internasional untuk pengelolaan data minyak dan gas (PPDM Standard).

GamaBox Explorer menyediakan hasil analisis produksi dan prediksi minyak dan gas dengan pendekatan big data dan artificial intelligence  yang advance. Hal itu memudahkan industri dalam merencanakan eksplorasi dan eksploitasi. Pada 2021, GamaBox Explorer dikembangkan untuk menjadi platform analisis di area batu bara dan telah menghasilkan analisis klasifikasi kualitas batu bara dan underground coal gasification (UCG). (Dro/Hym/X-6)

BERITA TERKAIT