PEMERINTAH Indonesia melalui Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) mengundang The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan International Union for Conservation and Nature (IUCN) Reactive Monitoring Mission (RMM).
Undangan itu bertujuan menilai status pembangunan infrastruktur dan rencana pembangunan di dalam kawasan warisan dunia Taman Nasional (TN) Komodo. Penilaian itu juga termasuk infrastruktur pariwisata di Pulau Rinca dan Padar. Serta, dampak aktual dan potensial dari infrastruktur ini terhadap Outstanding Universal Value (OUV) kawasan TN Komodo.
"Mereka juga melihat kemajuan proyek infrastruktur pariwisata di Pulau Rinca, sebagaimana disampaikan dalam revisi Environmental Impact Assessment (EIA). Apakah sejalan dengan IUCN World Heritage Advice Note on Environmental Assessment," ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno dalam keterangan resmi, Selasa (8/3).
Baca juga: Komodo di Pulau Rinca dalam Kondisi Aman saat Kebakaran
Selain itu, lembaga internasional tersebut akan melihat status populasi komodo dan tindakan pengelolaan. Termasuk, pengelolaan daratan dan khususnya rencana tanggap kebakaran, sebagai respons terhadap permintaan Komite Warisan Dunia dalam Keputusan Sidang WHC ke-44 tahun 2021.
Kemudian, rombongan meninjau kemajuan penyusunan Integrated Tourist Master Plan (ITMP) untuk Labuan Bajo, termasuk Pulau Rinca dan Padar. Serta, memberikan saran teknis yang diperlukan kepada pemerintah Indonesia. Dalam hal ini, memastikan rencana pengembangan pariwisata tidak berdampak pada OUV dari kawasan warisan dunia TN Komodo.
Selanjutnya, tim RMM meninjau pengelolaan laut dan kapasitas penegakan hukum di dalam kawasan warisan dunia. Itu dengan penekanan khusus pada pengendalian aktivitas penangkapan ikan ilegal dan penambatan kapal. Serta, memberikan saran kepada negara terkait aspek ini pada pengelolaan TN Komodo sebagai kawasan warisan dunia.
Baca juga: Pemburu Liar Membakar Loh Weci untuk Alihkan Petugas TN Komodo
"Mereka menilai isu-isu lain yang terkait dengan kemungkinan memberikan dampak negatif terhadap OUV TN Komodo," papar Wiratno.
Adapun tim RMM telah melakukan sejumlah pertemuan dan kunjungan ke lapangan. Beberapa lokasi yang dikunjungi, yaitu Resort Loh Buaya (Pulau Rinca), Resort Padar Selatan (Pulau Padar) dan Resort Loh Liang (Pulau Komodo). Tim UNESCO dan IUCN juga mengobservasi langsung penataan infrastruktur wisata alam yang dikerjakan Kementerian PUPR di Resort Loh Buaya.
Diketahui, Taman Nasional Komodo dan Taman Nasional Lorentz sebagai situs warisan dunia (WHC) di Indonesia. Agenda pertama tim UNESCO dan IUCN di Indonesia, yaitu mengunjungi Taman Nasional Komodo pada 3–6 Maret 2022. Sementara itu, kunjungan berikutnya ke Taman Nasional Lorentz dijadwalkanpada awal April 2022.(OL-11)