FAKULTAS Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) menyampaikan bahwa berkumur dapat menurunkan risiko penyebaran covid-19. Larutan khusus dalam obat kumur dapat membantu membunuh virus.
"Berkumur pada rongga mulut dan tenggorokan belakang penting untuk menurunkan jumlah virus dan risiko penyebaran pada tahap-tahap awal infeksi," ujar Anggota Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, FKG UI, Andrianto Soeprapto, dilansir dari Antara.
Ia menyebutkan berkumur menggunakan larutan Iodin povidon dan hidrogen peroksida dapat mengganggu membran lipid virus. Larutan dengan komposisi itu tersedia sebagai obat kumur komersial dan mudah ditemukan di Indonesia.
Dari hasil penelitian, pihaknya menyarankan untuk berkumur sebanyak tiga kali sehari sebagai upaya pencegahan penyebaran covid-19 di masyarakat.
"Diharapkan dengan berkumur ini dapat membilas virus-virus yang baru awal-awal menempel pada dinding dari saluran nafas, jadi mencegah virus itu berkembang lebih jauh menginfeksi tubuh kita semakin dalam," ucap Andrianto.
Andrianto menjelaskan, pada permukaan saluran pernapasan manusia terdapat sel epitel yang berperan untuk pembersihan saluran pernapasan dari partikel asing, seperti bakteri atau virus.
Sementara, infeksi virus covid-19 menyebabkan kerusakan sel epitel yang mengakibatkan mekanisme pembersihan tersebut menjadi terganggu. Situasi itu dapat memperburuk pasien dengan cepat dan berkembang menjadi masalah serius.
"Diharapkan dengan berkumur dapat membilas virus-virus yang baru awal-awal menempel pada dinding dari saluran nafas. Jadi mencegah virus itu berkembang lebih jauh menginfeksi tubuh kita semakin dalam," tutur Andrianto.
Meningkatkan nilai CT
Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UI dengan RSUP Persahabatan itu juga menemukan terjadi peningkatan nilai CT (cycle threshold) pada pasien covid-19 bergejala ringan.
"Semakin nilai CT rendah maka semakin banyak jumlah virus yang ditemukan pada saat pemeriksaan PCR. Sedangkan semakin tinggi nilainya CT merepresentasikan semakin sedikit jumlah virus yang ditemukan," papar Andrianto.
Ia berharap hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pembuatan pedoman dan protokol terutama pada tenaga medis yang berkutat atau melakukan tindakan di rongga mulut pada pasien yang terinfeksi covid-19.
Mempercepat pernyembuhan
Andrianto juga berharap dapat menurunkan risiko penyebaran virus dari rongga mulut pasien covid-19 pada masyarakat sekitarnya. Penelitian itu juga diharapkan dapat membantu mempercepat penyembuhan dan menurunkan keparahan penyakit.
"Dengan jumlah virus yang ada di saluran pernapasan kita buang, maka penyembuhan untuk pasien dapat menjadi lebih cepat dan tidak bertambah tingkat keparahan di kemudian harinya," kata dia. (Medcom.id/Ant/H-2)