PASIEN anak yang terkonfirmasi positif covid-19 dapat melakukan isolasi mandiri dengan beberapa syarat dan pemantauan ketat dari orangtua.
"Isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah guna menghindari rumah sakit atau fasilitas kesehatan penuh, dengan catatan orangtua atau pengasuh harus memantau ketat anak yang terpapar covid-19," kata Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Yogi Prawira, Sp.A(K), Kamis (17/2).
Pasien anak boleh isolasi mandiri di rumah bila tidak mengalami gejala apapun atau punya gejala ringan seperti batuk, pilek, demam, diare, muntah dan ruam-ruam. Anak yang masih aktif, bisa makan dan minum juga boleh isolasi mandiri, demikian juga anak yang saturasi oksigen dalam keadaan istirahat di atas 95%.
Kriteria lainnya adalah tidak ada desaturasi saat aktivitas, tidak mengalami sesak napas, lingkungan rumah atau kamar punya ventilasi yang baik dan tidak punya komorbid seperti obesitas.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Anak 6-11 Tahun di Cianjur Ditarget Tuntas Bulan Ini
Pengasuh atau orangtua harus senantiasa memantau anak, seperti memantau suhu badan, laju nafas, cek saturasi secara rutin, memberikan asupan makanan dan nutrisi yang baik, serta mendampingi aktivitas anak. Berikan juga pengertian kepada anak kenapa mereka harus menjalani isolasi agar mereka lebih mengerti situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Jika diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis anak, lakukan telekonsultasi dengan berbagai platform yang sudah tersedia.
"Orangtua dianjurkan ke fasilitas atau layanan kesehatan yang melayani pasien covid-19, jika anak memiliki komorbid atau tidak kunjung membaik setelah isolasi mandiri,” ungkapnya.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) memaparkan kasus positif covid-19 pada anak-anak Indonesia telah mengalami peningkatan 100x lipat di awal Februari 2022 dibandingkan dengan kasus positif pada Januari 2022.
"Artinya, Indonesia telah resmi memasuki gelombang ke-3 covid-19 dengan adanya peningkatan kasus luar biasa seperti yang tengah kita alami saat ini," ucap Piprim.
Namun, sekitar 70% di antaranya mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Ikatan Dokter Anak Indonesia mengimbau orangtua untuk tidak panik dan tetap waspada dengan memperketat protokol kesehatan di mana pun mereka berada serta memenuhi vaksinasi jika usia sudah mencukupi.(Ant/OL-5)