KASUS positif caovid-19 varian omikron di Jakarta yang berasal dari transmisi lokal sudah lebih banyak ketimbang yang berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut varian omikron transmisi lokal sifat genetiknya tidak lebih berbahaya dengan transmisi dari luar negeri.
"Sama saja, tidak ada perbedaan (lebih berbahaya)," kata Nadia melalui pesang singkat kepada Media Indonesia, Rabu (9/2). Untuk diketahui sebanyak 52,6% dari 3.751 kasus virus covid-19 varian omikron di Ibu Kota berasal dari transmisi lokal. Oleh karena itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta semua pihak untuk mewaspadai lonjakan kasus varian omikron di DKI Jakarta dan Bali. Ia khawatir jumlah kasusnya akan melampaui puncak kasus covid-19 varian delta.
Menkes juga meminta masyarakat yang terpapar covid-19 varian omikron tanpa gejala atau gejala ringan, seperti batuk, pilek, dan demam dengan saturasi lebih dari 95 persen, tidak komorbid berat atau lansia cukup dirawat di rumah atau isolasi mandiri.
Terkait angka positivity rate covid-19 pada kalangan tenaga kesehatan di Indonesia menunjukkan tren peningkatan yang tinggi, Nadia membenarkan hal itu. "Jadi positivity rate di tenaga kesehatan kita tinggi. Rata-rata saat ini ada lima tenaga kesehatan yang positif dari delapan yang dites," kata Nadia.
Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan pada populasi tertentu. Pada data awal yang dihimpun per 6 Februari 2022 dari empat rumah sakit di Jakarta, kata Nadia, lebih dari 30 persen tenaga kesehatan (nakes) di lokasi itu terpapar covid-19.
Empat rumah sakit yang dimaksud di antaranya Rumah Sakit Ketergantungan Obat sebanyak 63 persen, RSUP Fatmawati 41 persen, RSPI Sulianti Saroso 40 persen dan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita 39 persen. "Itu baru data awal. Saat ini jumlah yang di tes masih sangat kecil," katanya.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadillah mengatakan, hingga saat ini sedikitnya 20 anggota perawat terpapar covid-19.Jumlah tersebut dilaporkan melalui sistem online dari seluruh jaringan PPNI nasional sejak 1 Januari 2022. "Tapi masih banyak anggota yang belum mengisi link pemantauan PPNI," ujarnya.
Harif mengatakan, laporan tersebut belum memuat jenis varian COVID-19 yang diderita perawat. Tapi secara umum, anggota PPNI yang terpapar bergejala ringan dan tanpa gejala. "Mereka yang terpapar saat ini kita arahkan untuk isolasi mandiri (isoman)," imbuhnya.
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan membenarkan bahwa nakes dari kalangan dokter spesialis mulai terpapar covid-19 dalam beberapa hari terakhir."Sudah ada yang terpapar covid-19 dan angkanya bertambah terus karena omikron ini memang sangat mudah menular. Tapi saya tidak punya angka persisnya berapa orang," pungkasnya.(H-1)