SALAH satu pesan moral dari film Sepeda Presiden ialah menyangkut bagaimana masyarakat mengakses komunikasi. Film ini mengangkat soal literasi media bahwa betapa telepon genggam kini telah menjadi bagian hidup masyarakat. Namun, dia juga harus menjadi perpustakaan, bukan sesuatu yang membuat stres dan menjadi tidak bisa melihat kehidupan nyata.
Direktur Sumber Daya dan Administrasi (SDA) BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar menyebut pihaknya sangat menghargai bahwa film ini bisa jadi salah satu bentuk literasi terhadap pemanfaatan internet. "Yang kami sangat banggakan juga, dalam proses pembuatan film ini nyaris kami tidak berinteraksi dengan Bung Garin (sutradara Garin Nugroho) dan seluruh kru film. Karena kami memberikan ruang yang independen, kalau kata Pak Aves (produser Avesina Soebli), biarkan ini jadi peristiwa budaya," ujarnya.
Film Sepeda Presiden memang ingin memperlihatkan realitas budaya di Papua. Internet yang susah, tapi di beberapa daerah sudah ada. Mungkin beberapa tahun lalu internet belum bisa dinikmati di banyak wilayah Papua.
Namun, pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah membangun infrastruktur telekomunikasi di wilayah Timur Indonesia sehingga membuka jaringan internet lebih cepat dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat di sana. (S2-25)
Anak-anak asli Papua yang berperan dalam film Sepeda Presiden Dede Ramandei, Arnol Aner Asmuruf, Elias Fortunatus Padwa bernyanyi.
Ariel Tatum berperan sebagai Binar di film Sepeda Presiden.
(Dari kiri ke kanan) Produser film Avesina Soebli, sutradara Garin Nugroho, bersama anak-anak asli Papua yang berperan dalam film Sepeda Presiden Dede Ramandei, Arnol Aner Asmuruf, Elias Fortunatus Padwa menjadi narasumber bersama aktris Ariel Tatum.
Keseruan dan gelak tawa saat taping program Kick Andy.
Menjawab pertanyaan host Kick Andy.