30 December 2021, 06:45 WIB

Dimanufaktur dengan Metode Efektif dan Efisien


MI |

METODOLOGI penelitian Elang Caraka dibagi menjadi tiga tahap, yaitu perancangan, manufaktur, dan uji terbang. Pesawat nirawak itu dirancang menggunakan aplikasi desain tiga dimensi. Setelah perancangan selesai dan diperiksa, mulai proses manufaktur.

Proses pembuatan dan perakitan dilakukan di Center for Manufacturing Technology (CeMTec) pada Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI), UGM. Namun, beberapa komponen seperti elektronik, mesin, dan bahan kompos itu masih diimpor dariluar.

Proses manufaktur diawali dengan membuat cetakan komponen dan master cetakan untuk badan pesawat dan sayap dengan menggunakan proses milling memakai mesin CNC. Elang Caraka dimanufaktur dengan material yang berbeda sesuai kebutuhan kekuatan pada pesawat.

Sayap Elang Caraka dimanufaktur tanpa rangka (monocoque) menggunakan material komposit laminat berupa serat karbon dan   diviny   cell   dengan metode manufaktur vacuum bagging. Badan pesawat menggunakan seratkaca (fiberglass) dengan metode manufaktur bladder compression moulding (BCM).

Elang Caraka telah menjalani uji terbang hingga dapat melakukan misi secara sempurna. Drone itu deprogram untuk dapat terbang secara  autonomous saat menjalankan misi dan lepas landas, dan mendarat kembali dikendalikan secara manual oleh pilot. Operator hanya menentukan titik lepas landas, titik wilayah pemantauan, dan titik pendaratan.

Elang Caraka dilengkapi kamera termal untuk mengirimkan rekaman citra secara langsung yang dapat dilihat di darat. Drone ini hanya memerlukan landasan sepanjang 90 meter untuk lepas landas dan mendarat.

Fokus kami saat ini ialah mengembangkan proses manufaktur agar menghasilkan airframe yang ringan dan kuat. Proses manufaktur yang sedang dikembangkan tersebut ialah bladder compression molding (BCM)metode yang dapat meningkatkan efisiensi proses manufaktur dan kualitas produk komposit.

Target ke depannya ialah meningkatkan endurance atau daya tahan sehingga dapat menambahkan waktu terbang. Selain itu, dilakukan uji coba sensor hingga menemukan pengaturan yang sesuai.

 

Uji misi di hutan

Pengembangan Elang Caraka didukung oleh PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI) dari segi review desain dan manufaktur cetakan Elang Caraka, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam hal penentuan design requirement and objective (DRO) serta uji coba misi di area hutan, dan Rispro LPDP terkait dengan pendanaan.

Pada pertengahan 2022, Elang Caraka akan menjalani dua uji misi di area hutan, yakni memvalidasi titik panas (hotspot) dan pemantauan kondisi hutan. BNPB mendapatkan titik-titik panas dari satelit kemudian memberikan koordinatnya ke tim Elang Caraka.

Elang Caraka kemudian diprogram untuk melintas di koordinat-koordinat titik panas tersebut. Sambil terbang, drone itu akan mengirimkan data video, citra kamera termal, dan data e-nose ke GCS untuk diolah oleh komputer. Dengan data itu perator dapat menentukan apakah titik panas merupakan titik api atau bukan.

Jika titik panas tersebut valid sebagai titik api, tim pemadam kemudian menuju ke koordinat titik api tersebut untuk meakukan pemadaman.

Sementara itu, terkait dengan misi pemantauan area hutan untuk mengetahui kondisi di dalam hutan. Ketika ada aktivitas pembalakan liar, usaha untuk pembakaran hutan, atau tindakan lain yang merugikan akan diketahui sedini mungkin. (Hym/X-6)

BERITA TERKAIT