02 December 2021, 06:40 WIB

Membangun Makna pada Motif Batik


MI |

INSPIRASI penciptaan motif batik dapat diperoleh dari manapun, termasuk dari iluminasi sebuah manuskrip. Iluminasi merupakan pemertinggi kesan atas halaman manuskrip, antara lain melalui pola pewarnaan, hiasan dekoratif, termasuk rubrikasi dan wedana renggan gambar ornamental pembingkai teks.

Lembaran-lembaran kain batik itu dapat dijadikan sebagai penerus pesan leluhur apabila dalam menyebarkannya disertai keterangan tentang makna simbolis torehan motifnya. Dengan mengetahui arti motif batik yang dikenakan diharapkan dapat menyugesti diri seperti pesan yang terkandung dalam manuskrip.

Batik Naskah Pakualaman, misalnya, tercipta melalui kerja tim yang terdiri atas pemrakarsa, pengolah data, juru gambar, dan pembatik. Pemrakarsa sebagai inisiator menentukan garis besar topik. Sementara itu, pengolah data yang notabene para akademisi pada bidang filologi, sastra, dan budaya merumuskan hasil pembacaan atas manuskrip dan memberi judul motif batik untuk kemudian disampaikan kepada perancang pola.

Tugas juru gambar adalah mencipta motif berdasar pada pemahaman dari tim pengolah data manuskrip. Setelah pola terwujud diserahkan ke para pembatik untuk dilakukan proses pembatikan.

Kekuatan berimajinasi dan berkreasi dalam menanggapi hasil penginterpretasian dan pemaknaan pengolah data berpengaruh terhadap keberhasilan penciptaan pola yang apik. Dikategorikan apik jika pesan yang secara implisit lekat pada iluminasi dan teks yang ditransformasikan ke wujud batik itu tersampaikan serta dimengerti arti dan maknanya oleh para penikmat dan penggunanya. Sebagai contoh adalah motif Arda Pujanggatikswa.

Motif batik Arda Pujanggatikswa terinspirasi wedana renggan pada naskah Serat Rama Arjunawijaya saha Kempalan Dongeng (St.79). Adapun penamaan motif batik ini mengikuti nama renggan yang terdapat dalam naskah Babar Palupyan. Arda Pujanggatikswa artinya orang yang berwatak pujangga, yang tajam pemahamannya (tiyang ingkang ambek pujanggeng kalbu kang landhep pangretosira).

Dalam motif Arda Pujanggatikswa terpatri makna seseorang yang berwatak pujangga yang bertuah. Ia adalah raja-diraja yang sakti dan titisan (awatara) Wisnu. Adapun kisah yang dibingkai dengan renggan tersebut ialah kisah Prabu Arjunasasrabahu, seorang raja di kerajaan Maospati. Ia raja yang sakti, berbudi luhur, bijaksana, dan dihormati oleh siapapun berkat sifat dan sikapnya. (*/Hym/X-6)

BERITA TERKAIT