BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengimbau masyarakat untuk mewaspadai tiga siklon tropis yang berpotensi lahir di wilayah Indonesia. Pertama, yakni bibit siklon 92s yang diperkirakan akan lahir menjadi siklon tropis teratai pada pukul 19.00 WIB malam ini.
"Siklon tropis teratai akan lahir pada pukul 7 atau 8 malam nanti. Lantas bagaimana dampaknya? Khusus untuk siklon tropis teratai akan berdampak di wilayah Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Selat Sunda, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Kepala BMKG Dwikorita dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (1/12).
Dwikorita mengungkapkan, siklon tropis teratai diprediksi memiliki kecepatan mencapai 56 km perjam dengan tekanan udara minimum di sekitar pusat mencapai 1.006 hektopaskal. Adapun, siklon tersebut akan berdampak pada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat petir atau angin kencang. Wilayah-wilayah yang akan terdampak diantaranya Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Selain itu, siklon tropis teratai juga akan menyebabkan gelombang dengan ketinggian 2,5 sampai 4 meter di perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan dan barat, perairan selatan Banten, Samudra Hindia, hingga Jawa Barat.
"Mengenai infromasi peringatan dini cuaca ekstrem di tingkat daerah, stasiun BMKG yang tersebar di provinsi tersebut telah melakukan diseminasi atau penyebarluasan informasi peringatan dini potensi peringatan dini dan koordinasi dengan pihak terkait," beber dia.
Baca juga : Ada Siklon Tropis Nyatoh, BMKG Imbau Sejumlah Daerah Waspada
Selain siklon tropis teratai, bibit siklon 94w yang berada di wilayah utara Sumatra Utara juga perlu diwaspadai. Dwikorita menyatakan, pihaknya memprediksi bibit siklon tersebut akan mengakibatkan gelombang tinggi mencapai 1,25 hingga 2,5 meter di kepulauan Anambas dan Natuna.
"Kemudian gelombang dengan ketinggian 2,5 sampai 4 meter di perairan utara Kepulauan Anambas dan Natuna dan gelombang bisa mencapai 4 sampai 6 meter di laut Natuna Utara. Ini mohon perhatian yang sungguh-sungguh," beber dia.
Berikutnya, siklon tropis nyotoh yang telah terjadi sejak Selasa (30/11) juga masih harus diwaspadai dampaknya. Dikatakan Dwikorita bahwa siklon tersebut masih memberikan dampak pada gelombang setinggi 1,5 sampai 2,5 meter terutama di laut Maluku Selatan, Kepulauan Sitaro, perairan selatan Kepulauan Sangihe, Laut Sulawesi bagian timur, perairan barat dan timur halmahera, perairan utara Papua Barat hingga Papua.
Kemudian tinggi gelombang dapat mencapai 2,5 sampai 4 meter di utara Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Maluku Utara, Utara Halmahera, Laut Halmahera, Samudra Pasifik dan Papua.
Dwikorita menyatakan, BMKG melalui Jakarta Tropical Siclon Warning Center akan terus melakukan pemantauan perkembangan sistem tekanan rendah dan aktivitas dinamika atmosfer yang memberikan dampak pada potensi cuaca ekstrem.
"Terkait cuaca ekstrem, BMKG meingmbau kepada masyarakat dan semua pihak untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan terdampak, menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah, sungai, lereng rawan longsor dan tempat-tempat lainnya," imbuh dia.
Dwikorita juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi banjir, banjir bandang, rob dan tanah longsor, terutama di daerah yang rentan.
"Kepada pihak terkait, kami mohon intensifkan koordinasi dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi dan bagi masyarakt yang hendak memperoleh informasi bisa mengakses informasi di kanal resmi BMKG," pungkas dia. (OL-7)