27 March 2021, 17:50 WIB

Biar Lambat Vaksin Merah-Putih Tetap Harus Dikembangkan


Faustinus Nua |

MENTERI Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa pengembangan vaksin Merah-Putih untuk Covid-19 masih terus dilakukan. Meski dinilai lambat, upaya pengembangan vaksin harus terus didukung supaya bisa mencapai target kemandirian vaksin di masa depan.

"Masih terus dikembangkan kalau di sisi laboratorium. Saat ini beberapa (pengembang vaksin) masuk tahap penyiapan bibit vaksin sebelum ke manufaktur," ungkapnya kepada Media Indonesia, Sabtu (27/3).

Menurutnya, upaya pengembangan vaksin harus diapresiasi. Mengingat, Indonesia merupakan salah satu diantara lebih dari 20 negara yang mengembangkan vaksin Covid-19.

Bila dilihat dari capaian negara lain, pengembangan vaksin yang cepat dilakukan perusahaan-perusahaan farmasi besar. Perusahaan-perusahaan tersebut sudah lama mendominasi industri vaksin dengan riset dan manufaktur yang jauh lebih maju dan terintegrasi.

"Bagi Indonesia, ini pengalaman pertama mengembangkan vaksin dari nol sampai nantinya vaksinasi dengan riset dan manufaktur yang terpisah. Hanya 20-an negara yang saat ini coba kembangkan vaksin Covid-19," jelasnya.

Lebih lanjut, vaksin Merah-Putih yang dikembangkan merupakan upaya untuk kemandirian vaksin. Meski tidak dapat digunakan sesegera mungkin, vaksin tersebut tetap bermanfaat di masa depan. Apalagi, penelitian terkait virus korona pun masij terus dilakukan dan pandemi hingga kini belum diketahui kapan akan berakhir.

Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Optimalkan Vaksin Covid-19 Dalam Negeri

"Mungkin bagian akhir dan nantinya kalau harus ada vaksinasi ulang atau booster, karena vaksin-vaksin covid tidak seumur hidup berikan daya tahan tubuh," imbuhnya.

Bambang menegaskan, vaksin Merah-Putih sangat penting bagi Indonesia. Dengan penduduk yang banyak, Indonesia tidak bisa terus bergantung pada vaksin-vaksin impor. Begitu pula dengan bahan baku obat dan peralatan kesehatan lainnya harus disiapkan dari sekarang untuk mencapai ketahanan dan kemandirian di sektor kesehatan.

"Negara 270 juta penduduk perlu punya kemandirian vaksin untuk mendukung kesehatan preventif dan antisipasi berbagai penyakit menular yang ada dan yang mendatang," tandasnya. (OL-13)

Baca Juga: Sudah Berjalan Baik, Vaksinasi Covid Jangan Sampai Temui ...

BERITA TERKAIT