05 September 2018, 01:45 WIB

Konsumsi Tinggi Lemak Picu Penyakit GERD


(*/H-2) |

DATA Kementerian Kesehatan menunjukkan penyakit yang berhubungan dengan gastrointestinal (saluran pencernaan) termasuk 10 besar penyakit terbanyak penderitanya di Indonesia.

Jurnal Digestive Endoscopy pada 2009 menampilkan studi yang dilakukan Prof dr Dadang Makmun SpPD-KGEH. Hasil studinya menunjukkan bahwa diare, gastroentritis, dispepsia, dan GERD (gastroesophageal reflux disease) merupakan penyakit terbanyak yang menyebabkan pasien berobat rawat jalan.

Baca juga: Meski tidak Mengancam Jiwa, GERD Berbahaya untuk Jangka Panjang

Padahal, berbagai penyakit tersebut dapat dicegah dengan modifikasi gaya hidup. "Ambil contoh GERD. Penyakit tersebut sebenarnya dapat dikendalikan dengan gaya hidup sehat, seperti menghindari makanan berkadar lemak tinggi. Tingginya lemak membuat waktu pengosongan lambung lebih lama hingga memicu GERD," ujar dokter spesialis penyakit dalam FKUI/RSCM, Prof dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, pada peresmian Yayasan Gastroenterologi Indonesia (YGI) di Jakarta, Jumat (31/8).

Baca juga: GERD dan Maag bukan Penyakit Seumur Hidup

Adapun pada kasus kanker saluran pencernaan, kebanyakan pasien terlambat berobat. Penyebabnya, antara lain banyak pasien memandang enteng gejala awal penyakitnya karena kurang begitu mengganggu aktivitas kesehariannya.

Atas latar belakang tersebut, dokter-dokter spesialis konsultan gastroenterohepatologi (KGEH) mendirikan YGI. "Tujuan pendirian yayasan nonprofit ini, antara lain untuk menggencarkan edukasi masyarakat sebagai langkah preventif terhadap penyakit-penyakit gastrointestinal," ujar Ketua YGI, Prof dr Abdul Aziz Rani SpPD-KGEH. (*/H-2)

BERITA TERKAIT