16 July 2018, 19:40 WIB

Kemenpar Gandeng Universitas Podomoro Lestarikan Kuliner Indonesia


medcom |

Perguruan tinggi berperan amat penting dalam  bidang akademik memajukan ilmu pengetahuan maupun bidang lain, semisal melestarikan budaya nusantara dalam bidang kuliner tanah air yang amat kaya bahkan telah terkenal di dunia.

Dekan Fakultas Sosial Podomoro University, Dea Prasetyawati mengatakan, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab dalam upaya melestarikan kuliner nusantara dan memperkenalkannya kepada dunia internasional dengan mengadaptasi perkembangan teknologi saat ini.

Salah satu cara yang dilakukan kampus ini  yakni dengan membiasakan mahasiswa untuk terus belajar menyajikan makanan rendang dengan memanfaatkan bumbu-bumbu lokal yang ada agar  rasanya tetap otentik.

 "Ya, kegiatan yang kami gelar ini bernilai penting agar tumbuh rasa tanggung jawab para mahasiswa guna melestarikan kekayaan kuliner Indonesia," kata Dea Prasetyawati pada  acara "Pesona Rendang Nusantara: Mengenal Lebih Dekat Cita Rasa Rendang Indonesia" yang diselenggarakan Podomoro University di Jakarta,  Senin (16/7).

Proses belajar seperti ini, lanjut dia,  memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk dapat bekerja sama dengan mahasiswa lainnya. Dea menjelaskan, mereka berupaya terus melestarikan kekayaan budaya nasional. Salah satunya melalui kepedulian dalam melestarikan cita rasa rendang.

"Sebagai institusi pendidikan kami berupaya, ikut melestarikan cita rasa rendang, sebagai salah satu kekayaan gastronomi Indonesia," kata Dea. Pada kesempatan sama,Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner Dan Belanja Kementerian Pariwisata, Vita Datau Messakh mengatakan, di era serba digital saat ini potensi usaha kuliner nusantara sangat terbuka lebar meskipun tidak sedikit pula makanan dari luar negeri yang datang menyerbu ke tanah air.

Dikatakan salah satu cara yang akan pemerintah dorong yaitu dengan memanfaatkan kebiasaan milenialis yang kerap mengunggah makanannya ke dunia maya seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya.

Hal ini akan membuat dunia internet dan media sosial  dijejali berbagai macam makanan Indonesia yang lahir dari dapur-dapur nusantara di seluruh pelosok negeri.

 "Jadi di  era digital  justru potensi makanan Indonesia dapat lebih dikenal  luas sehingga bukannya  menjadi terancam karena banyaknya makanan dari luar negeri yang datang ke sini," ujarnya. Dikatakan pemerintah terus mendorong kekayaan kuliner nusantara sebagai wadah  menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.  

Diantaranya, makanan rendang menjadi ujung tombak  karena telah diakui sebagai salah satu makanan terlezat oleh media internasional beberapa tahun yang lalu.

Meskipun begitu, sajian nusantara lainnya juga otomatis akan diikutsertakan di belakangnya sebagai diplomasi kuliner lainnya.

Namun  pakar kuliner William Wongso,yang turut hadir dalam acara ini mengingatkan saat ini sulit mencari ahli masak atau koki masakan Indonesia.

Ia mencontohkan jika kedutaan besar kita mencari koki masakan Indonesia, sulit  menemukannya Kondisi itu berbeda dengan negara lain, lanjut dia, yang mudah mendapatkan koki.

Contohnya untuk masakan Korea Selatan. Wongso menceritakan saat suatu kedutaan besar negara sahabat di Indonesia membuka lowongan koki, yang melamar lebih dari 20 orang dan sebagian besar adalah anak muda.

Dia mengusulkan perlu ada upaya agar generasi muda tertarik  mempelajari makanan Indonesia.

"Semua senang dengan makanan Indonesia, terutama rendang, tapi sayangnya restoran Indonesia di luar negeri tidak banyak. Berbeda dengan masakan Vietnam, yang jumlahnya mencapai 5.000 restoran di seluruh dunia, " pungkasnya. ( Bay)

 

BERITA TERKAIT