17 September 2023, 06:45 WIB

Man Alive Rilis EP Colours


Basuki Eka Purnama |

SETELAH melepas dua single pertamanya, Be Someone dan Colours, proyek solo milik musisi Mark Prendergast, Man Alive, telah menunjukkan sisi bakat bermusiknya yang berbeda dari kesuksesan komersil yang ia raih bersama Kodaline. Gitaris Kodaline tersebut pun telah merilis EP berjudul Colours, yang melengkapi perkenalan proyek solonya ke semua penikmat musik. 

Bersamaan dengan dirilisnya Colours, Man Alive juga  merilis video klip untuk lagu berjudul What Are The Chances, yang merupakan single utama dari perilisan EP Colours. 

Lagu What Are The Chances menangkap momen overthinking Prendergast di malam hari saat ia berandai-andai jika ia masih memiliki harapan untuk rujuk dengan kekasihnya setelah hubungan mereka kandas. 

Baca juga: Fazerdaze Rilis Single Bigger

Meski Prendergast telah mengakui kesalahan di masa lalu yang telah ia lakukan, ia akhirnya menerima realita bahwa ide untuk mencoba memperbaiki hubungan bisa berakhir buruk atau pun gagal. 

 

Prendergast menambahkan "Aku selalu berpikir bahwa mungkin aku bisa melakukan sesuatu lebih baik, mungkin akhirnya akan sama saja". 

Secara musik, lagu ini membawa kita ke sebuah perjalanan untuk menemukan diri sendiri, dimulai dari suara gitar akustik sampai isiannya yang penuh di bagian akhir lagu dengan adanya ketukan dramatis, denting piano, dan juga perpaduan harmoni vokal yang indah. 

Baca juga: Matter Halo dan Fugo Berkolaborasi di Lagu Red Light

Lagu ini ditulis Prendergast bersama James Vincent McMorrow dan Ciaran Warren.

Ada dua lagu baru yang juga melengkapi EP Colours ini. Pada lagu yang berjudul Five Minute Drive, Man Alive menawarkan wadah surat pos untuk orang-orang yang tengah merasa patah hati. Sementara lagu baru lainnya, Everytime I See Red, menawarkan kehangatan yang serupa, namun kaya akan harmoni vokal dan irama lagu pop akustik yang berangan-angan. 

Secara kolektif, EP ini adalah momentum Prendergast bereksperimen, menantang batasan atau pun ekspektasi orang-orang dengan penggarapan yang organik namun terdengar maksimal, ditambah lagi dengan penulisan lagu yang meliputi berbagai macam spektrum emosi seseorang.

Prendergast berkata, "Beberapa lagu ini bercerita tentang bagaimana aku melewati masa-masa yang sulit, ada juga yang bercerita bagaimana aku hanya ingin diam di rumah dan tidak harus menghadapi realita kehidupan. Sama seperti semua orang di dunia ini, kita melewati banyak sekali momen di mana kita merasa kita sangat hebat dan juga sebaliknya. Aku rasa masing-masing lagu dalam EP ini memberikan gambaran dari berbagai emosi yang ada pada masa itu, dan bagaimana kita akhirnya menemukan diri kita kembali sampai memahaminya dan segala kegilaan yang terjadi di kehidupan ini."

Meskipun ia selalu menulis lagu-lagu untuk Kodaline, sering kali Prendergast juga menciptakan dan merekam lagu-lagu lain untuk kesenangan pribadinya. Namun, pada masa pandemi covid-19, di tengah-tengah masa lockdown, Prendergast menemukan dirinya terinspirasi oleh banyak dan menjadi sangat produktif untuk menulis dan juga menggarap lagunya sendiri. Dia bahkan tidak pernah terlintas untuk menjadi seorang penyanyi, tetapi katalog lagu-lagu yang telah ia tulis terlalu pribadi untuk diserahkan kepada orang lain.

Di awal proyek solonya ini, Prendergast sedang berada di Los Angeles ketika ia membawakan lagunya Be Someone kepada Aisling Bea yang kemudian menyukai lagunya. 

Bukan hanya itu, Aisling Bea juga terus menyemangati Prendergast untuk keluar dari comfort zone-nya. Dia juga memberikan masukan untuk nama panggung proyek solonya Prendergast setelah mendengar ide awal Prendergast untuk menyebutnya Blood Type, namun Bea merasa bahwa nama tersebut tidak cocok dengan musik yang dibawakan oleh Prendergast. 

Sejak saat itu, Aisling Bea selalu mendukung Man Alive, salah satu bentuk dukungannya adalah menjadi host untuk pesta perilisan proyek solo Mark dan juga menyatakan kecintaannya kepada lagu berjudul What Are The Chances.

Sejak pesta perilisannya, Man Alive baru tampil dalam tiga pertunjukan: sebuah pertunjukan sold out di London di The Waiting Room, sesi akustik Ruby Sessions di Dublin, dan sebuah acara pop up di Kuala Lumpur yang juga bertepatan dengan tur Kodaline. 

Prendergast masih sangat terbuka untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya untuk Man Alive, akan tetapi di samping itu ia juga telah memiliki materi yang cukup untuk dijadikan sebuah proyek album untuk selanjutnya. (RO/Z-1)

BERITA TERKAIT