16 March 2023, 10:15 WIB

Drumer Koes Bersaudara Berpulang, Ini Perjalanan Karir Musiknya


Joan Imanuella Hanna Pangemanan |

DUNIA musik Indonesia berduka. Musisi legendaris Nomo Koewoyo meninggal di usia 85 tahun di Magelang, Rabu (15/3). Semasa hidupnya, Ia tergabung dalam grup musik keluarga, Koes Bersaudara. 

Bersama dengan Jon Koeswoyo pada Bass, Tonny Koeswoyo pada gitar, Yon Koeswoyo pada vokal, Yok Koeswoyo pada vokal dan seorang dari luar keluarga Koeswoyo yang bernama Jan Mintaraga sebagai gitaris, dan Tommy Darmo sebagai gitaris juga awalnya.   

Nomo merupakan personil terakhir yang bergabung sebagai drumer di grup musik keluarga yang dibentuk pada 1958 tersebut.

Baca juga: Kabar Duka, Musisi Legendaris Nomo Koeswoyo Meninggal Dunia

Sebelum bergabung, Nomo sedang berkelana di luar Jakarta dan posisi drumer diisi sementara oleh Iskandar. Ia pun diajari drum oleh Iskandar sebelum mengambil ahli posisi drumer sepenuhnya.

Ia juga pernah belajar bermain drum kepada Domingo Roda di Kemayoran, namun menurut Tonny, gaya bermusik Domingo terlalu berbeda dengan grup mereka.

Baca juga: Pemeran Emak Oneng di Bajaj Bajuri, Nani Wijaya, Tutup Usia

Koes Bersaudara merilis album pertama mereka tahun 1962. Kemudian, Jan Mintaraga dan Tommy Darmo mengundurkan diri. Grup ini berganti nama menjadi Kus Bersaudara pada 1963.

Di tahun yang sama, Kus Bersaudara berganti nama menjadi Koes Bersauara setelah Jon Koeswoyo yang telah berkeluarga mengundurkan diri, sehingga menyisakan empat personel kakak beradik yang dipimpin Tonny Koeswoyo. 

Mereka berhasil meraih kesuksesan dalam beberapa album rekaman sebelum dipenjarakan oleh rezim Orde Lama Soekarno di Penjara Glodok pada tanggal 29 Juni 1965. Mereka dianggap memainkan lagu-lagu ngak-ngik-ngok atau kebarat-baratan yang terlarang masa itu.

Meskipun Nomo luput dari pencidukan tersebut, dengan kesadaran sendiri Ia mendatangi kantor polisi pada sore harinya untuk meminta ditahan sebagai wujud solidaritas kepada saudara-saudaranya. Keempatnya mendekam di penjara tanpa proses pengadilan selama 3 bulan dan bebas pada 29 September 1965, tepat sehari sebelum pecahnya Gerakan 30 September PKI.

Karena masalah tanggungan hidup yang bertambah setelah berkeluarga, akhirnya Nomo memutuskan untuk keluar dari Koes Bersaudara pada 1969. Ia pun memilih untuk bekerja.

Pada awal 1973, bersama dengan Usman, Sofiyan! Said, Bambang Arsianti dan Pompy S, Ia membuat grup musik bernama No Koes.

No Koes berhasil mengeluarkan LP I yang diberi judul ”Sok Tahu”. Semua lagu No Koes diciptakan Nomo. Grup ini pun meraih kesuksesan dalam percaturan tangga musik nasional tahun 1970an.

Group No Koes menghilang pada 1980-an. Sempat dihidupkan oleh Nomo pada1990-an hingga awal periode 2000-an dengan personel yang berubah-ubah.

Selain No Koes, Nomo juga pernah membuat grup band bernama NoBo namun band tersebut tidak berumur panjang. Di luar dari grup band, Nomo juga mendapatkan tawaran dari beberapa produk untuk dibuatkan jingle iklan seperti Jamu Cap Potret Nyonya Meneer dan Pasta Gigi Delident. (Z-3)

BERITA TERKAIT