SUTRADARA film Golda, Guy Nattiv, Senin (20/2), membela keputusan kontroversialnya menunjuk Helen Mirren untuk berperan sebagai satu-satunya perempuan yang menjadi perdana mengeri Israel Golda Meir, dengan menegaskan aktris Inggris peraih Piala Oscar itu memiliki kemampuan yang memadai.
Nattiv, kepada wartawan di Festival Film Berlin, menegaskan dia hanya butuh berbincang sekali dengan Mirren untuk yakin bahwa aktris itu mampu memainkan karakter tokoh politik bersejarah itu.
"Ketika saya bertemu Helen, saya merasa bertemu anggota keluarga," ungkap Nattiv, yang mengaku terkejut dengan kontroversi terkait keputusannya tersebut.
Baca juga: Ant-Man Puncaki Box Office
"Dia memiliki kemampuan untuk berperan sebagai Golda. Dia memiliki segalanya yang cocok untuk karater itu. Selain karena saya menyukai Helen, saya juga merasa dia adalah salah satu aktris terhebat di dunia," lanjutnya.
Aktor Inggris Maureen Lipman memulai kontroversi penunjukkan Mirren sebagai Meir dalam wawancara dengan Jewish Chronicle pada tahun lalu dengan mengatakan dirinya merasa Miren seharusnya tidak berperan sebagai Meir karena aktris itu bukan Yahudi karena agama Meir sangat berperan dalam pembentukan karakternya.
Mirren, yang memenangkan Piala Oscar pada 2007 lewat perannya sebagai Ratu Elizabeth II dalam film The Queen, kala itu, mengaku bisa menerima keraguan mengenai penunjukan dirinya untuk berperan sebagai Meir.
Namun, Nattiv membela Mirren dengan mengatakan soal identitas tidak berpengaruh dalam film.
"Jika seandainya hanya aktor Yahudi yang boleh berperan sebagai karakter Yahudi, bagaimana jika mereka berperan sebagai karakter non-Yahudi. Apakah itu boleh?" tanya Nattiv.
"Saat ini, Anda bisa melihat aktor Israel di berbagai film dan mereka tidak berperan sebagai orang Yahudi. Karenanya, saya sebagai sutradara Yahudi tidak keberatan dengan Mirren berperan sebagai Meir," tegasnya.
Film Golda berkisah mengenai Meir kala Perang Yom Kippur pada 1973 kala pasukan Mesir dan Suriah melancarkan serangan di hari paling suci dalam kalender Yahudi.
Mirren, yang membutuhkan waktu tiga jam setiap harinya untuk dimake-up agar bertransformasi menjadi Meir mengatakan perannya kali ini sangat mendidik.
"Saya tidak pernah menyadari hingga kami membuat film ini mengenai pentingnya kehilangan generasi muda bagi Israel, negara yang masih sangat muda," ungkap Mirren. (AFP/OL-1)