06 May 2022, 08:30 WIB

Doctor Strange in the Multiverse of Madness: Ketika Horor dan Superhero Ditubrukkan


Andhika Prasetyo |

MENARIK Sam Raimi ke dalam proyek Marvel Cinematic Universe (MCU) adalah salah satu keputusan terbaik yang dilakukan Marvel Studios. Rekam jejak sutradara kawakan Hollywood itu tidak perlu lagi diragukan. Karya-karyanya hampir selalu mencetak Box Office dan hampir dipastikan film Doctor Strange in The Multiverse of Madness (MoM) pun mencatat hal serupa.

Ketika berbicara tentang Raimi, kita tidak bisa melepaskan imej horor yang melekat padanya. Bahkan, saat menggarap sekuel Doctor Strange, ia tetap membawa serta ciri khasnya tersebut.

Sebagian penonton pasti akan terkejut. Kenapa ada banyak jump scare di sebuah film superhero? Kenapa tensi yang dipancarkan terasa berbeda dari film-film Marvel Studios sebelumnya? Di situlah uniknya sineas asal Michigan, Amerika Serikat itu. Ia bisa meracik sebuah film menjadi tidak terduga, persis seperti saat pertama kali menggarap Spider-Man versi Tobey Maguire.

Baca juga: Sutradara Ungkap Keseruan Syuting Doctor Strange 2

Disengaja atau tidak, ia memang trendsetter, pembuat standar baru untuk dijejaki pegiat-pegiat film lainnya. Kita sudahi Sam Raimi di sini. Mari bergerak ke Benedict Cumberbatch. 

Mungkin, untuk saat ini, tidak ada yang bisa memerankan Doctor Strange lebih baik dari dirinya. Melalui film solo keduanya, Cumberbatch seakan-akan menancapkan jangkar yang sangat dalam untuk mengklaim karakter jagoan ahli klenik itu. Ia begitu fasih memerankan, tidak hanya satu tetapi banyak, Stephen Strange. 

MoM juga seperti panggung besar bagi sang Doctor. Panggung yang sengaja dibuat untuk menunjukkan betapa pentingnya tokoh utama itu di MCU, sekaligus merebut tahta yang sebelumnya dipegang Tony Stark.

Lawan mainnya, Elizabeth Olsen, seperti biasa, melakonkan Wanda Maximoff dengan sangat menawan.  Bahkan, meskipun ini film Doctor Strange, bisa dibilang keberadaan dan perhatian kepada Wanda justru lebih dominan.

Xochitl Gomez juga tidak boleh dikesampingkan. Aktris debutan MCU yang memerankan America Chavez itu cukup mencuri perhatian. America di film ini memegang peran yang sangat krusial. Sayangnya, karakter itu kurang mendapat porsi untuk bisa tampil lebih baik lagi.

Dari segi plot, konflik yang tersuguh di Doctor Strange MoM sangat gamblang. Tentu saja dengan syarat. Penonton harus lebih dulu menyaksikan serial WandaVision untuk bisa mengetahui apa akar permasalahannya. 

Belum lagi ada What If, Loki, dan Spider-Man No Way Home yang harus diikuti demi memahami konsep multiverse. Semua itu harus ditonton demi bisa mengikuti alur dengan baik tanpa bertanya-tanya kepada teman atau pacar di bangku sebelah.

Mungkin ini yang menjadi kelemahan bagi film-film yang saling terikat. Ketika penonton melewatkan satu event saja, seluruh rangkaian akan berantakan. Tidak bisa dicerna. Bingung. 

Satu hal lain yang terasa mengecewakan adalah kemunculan karakter-karakter baru yang terasa dipaksakan. Mungkin ini memang langkah wajib bagi Marvel Studios. Tokoh-tokoh baru harus diperkenalkan ke khalayak karena di tangan mereka masa depan MCU berada.

Hanya saja, karakter-karakter itu seperti tidak memperoleh skrip yang layak. Penonton seperti dibawa terbang tinggi kemudian dihantamkan ke tanah. Pedih.

Bagaimanapun, Doctor Strange MoM adalah sebuah karya yang epik. Film itu akan jadi kepingan cerita yang menyempurnakan fase-fase MCU ke depannya. Nikmati saja setiap kejutan dan juga jump scare-nya.

Daftar film dan serial yang harus ditonton sebelum menyaksikan Doctor Strange in The Multiverse of Madness:

  • Doctor Strange
  • WandaVision
  • Loki
  • What If
  • Spider-Man: No Way Home
  • Inhumans
  • X-Men
  • Fantastic Four (OL-1)

VIDEO TERKAIT :

BERITA TERKAIT