PROGRAM pengembangan inovasi startup Astranauts 2023 yang diselenggarakan PT Astra International Tbk telah memilih tiga juara perusahaan rintisan (start-up) di bidang digital dan teknologi, yang berhak mendapatkan hadiah uang dan pembinaan untuk berkembang di ekosistem Astra.
Chief of Group Digital Strategy Astra Paul Soegianto mengatakan tema tahun ini mengangkat sustainability technology, dengan gagasan membangun teknologi digital yang berkelanjutan, di mana alam dan teknologi bisa berjalan beriringan
Para finalis bersaing dari 900 tim peserta, yang tersaring menjadi tiga pemenang utama, tiga pemenang kategori kampus, dan beberapa kategori tema khusus seperti terfavorit dan out of the box.
"Astra memiliki innovation lab. Untuk semua finalis, Astra akan membina agar bisnis mereka berjalan secara sehat dan berkelanjutan," kata Paul, di Jakarta, Rabu (7/6).
Setiap finalis memiliki 12 poin variabel yang harus dilalui, mulai dari bentuk teknologinya otentik dan sulit diduplikasi, terdapat hak paten, juga ciri khas dan cara start-up mengelola bisnis, keuangan, dan kesehatan perusahaan.
Pemenang pertama dalam Astranauts 2023 yaitu Fazpass, start-up sistem layanan solusi pengamanan aplikasi, yang berhasil mendapatkan hadiah Rp100 juta. Founder Fazpass Joel Kereh mengatakan sistem mereka berangkat dari cita-cita dunia tanpa password atau kata sandi.
Inovasinya yaitu sistem masuk aplikasi hanya melalui one-time passwords (OTP) atau kata sandi yang hanya berlaku satu kali, yang biasanya dikirimkan melalui pesan singkat maupun pesan Whatsapp.
"OTP memitigasi user yang seringkali lupa password dan juga menghindari dicurinya password dalam aplikasi yang bisa mudah dibobol. Fazpass menawarkan solusi sistem angka OTP yang akan selalu berbeda setiap permintaan diajukan untuk masuk ke dalam sebuah aplikasi," kata Joel.
Target dalam jangka pendek tetap melakukan inovasi dan memasarkan skema teknologi ini ke perusahaan-perusahaan yang menjadi target market mereka. Saat ini mereka baru bekerja sama menjadi sistem dari financial technology pembayaran seperti Dana, dan Indodax.
Dengan menggunakan deretan angka random, sehingga tidak memerlukan storage untuk menyimpan password dan user tidak perlu menghafal password. Yang terpenting device yang digunakan berada di tangan pengguna.
Di dunia digital baik aplikasi maupun situs password menjadi lebih ringkih untuk ditembus peretas dibandingkan pin ATM yang memakai faktor ke dua yaitu membutuhkan kartu fisiknya. Sehingga saat password berhasil dicuri dari perangkat, peretas bisa mengakses banyak hal.
"OTP membuat perangkat device menjadi seperti kartu ATM-nya. Ini yang disebut pengamanan dua faktor," kata Joel. (E-3)