24 May 2023, 03:45 WIB

Seminar Nasional Literasi Cerdas Berinvestasi Digelar di Jakarta


Selamat Saragih |

PENTINGNYA literasi investasi dan keuangan di kalangan milenial jadi kebutuhan fundamental. Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Human Studies Institute, Rasminto, dalam sambutannya pada Seminar Nasional bertajuk Literasi Cerdas Berinvestasi yang digelar Human Studies Institute di Ballroom Naraya Hotel, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/5).

“Sulit dibayangkan apa jadinya jika para penerus bangsa tidak memiliki pemahaman yang baik tentang investasi dan keuangan,” jelas Rasminto.

Dia menjelaskan, tidak semua milenial memiliki perangai kurang sedap dan tidak paham tentang investasi.

Baca juga: Minat Investor Swasta di IKN Diklaim Makin Tinggi

“Milenial menjadi pendorong kebangkitan investor domestik ritel di pasar saham. Jumlah investor baru berusia 18-25 tahun pada 2020 bertambah 280.569 atau 48,7% dari total investor baru. Investor milenial, bersama Gen Z, menyelamatkan pasar saham domestik dari tekanan pandemi covid-19,” kata Rasminto.

Alumnus yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta itu menjelaskan sisi positif milenial.

“Sejujurnya, milenial banyak memiliki sisi positif, tapi jika diasah dan diarahkan, dapat menghasilkan manfaat besar bagi bangsa ini. Milenial adalah generasi yang sangat haus tentang hal-hal baru, termasuk soal investasi,” jelasnya.

Baca juga: Indonesia-Tiongkok Komitmen Tingkatkan Kualitas Hubungan Kerja

Rasminto menambahkan, pihaknya berharap negara dapat memberikan perlindungan dan rasa aman dalam berinvestasi.

“Negara perlu memberikan perlindungan dan rasa aman dalam berinvestasi dengan menerbitkan regulasi terdiri dari Izin, Keamanan Data, dan Pengawasan atas data melindungi publik dalam persoalan tersebut. Sehingga harapanya akan berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya bagi generasi milenial,” tandas Rasminto.

Sementara itu, Deputi Direktur Pelaksanaan Edukasi OJK, Halimatus Sa'diyah, mengatakan, masih banyak kaum milenial jadi korban investasi bodong.

“Jadi kaum milenial ini memang cukup banyak ya tergiur dengan investasi bodong, biasanya karena ikut-ikutan kemudian bisa juga ini sifatnya ingin cepat-cepat atau ya bisa dikatakan generasi instan kalau kita bilang. Jadi semua ingin cepat keuntungan dan keinginannya mudah diraih. Jadi itu banyak yang terjadi kenapa terjerat investasi bodong sama mereka mudah dipengaruhi”, kata Halimatus Sa’diyah.

Halimatus menyayangkan, faktor banyaknya kaum milenial mudah tergiur dalam investasi bodong.

“Jadi dengan banyaknya influencer ataupun berita-berita online, artinya mereka jadi tergiur kayaknya seolah gampang, padahal sebaliknya. Jadi kalau pesan saya sebelum melakukan investasi selalu pahami dulu produk dan karakteristik risikonya? Apa manfaatnya? Biayanya berapa? Kalau kita ingin gunakan itu dan sebagainya lagi, kemudian pahami kebutuhan kita, apa rencana kita untuk masa depan dengan berinvestasi itu, apa jadi punya tujuan keuangan dulu? Sebelum memulai investasi sehingga kita bisa memilih produk investasi yang tepat dengan tujuan keuangan kita yang tentunya juga harus sesuai dengan kebutuhan supaya tidak terjebak yang ilegal-ilegal itu," jelas Halimatus.

Dia berpesan kepada kaum milenial agar tidak mudah terjerumus investasi bodong.

“Pesan saya itu ya yang logis cek legalitasnya di otoritas yang mengawasi. Misalnya kalau untuk sektor jasa keuangan di OJK, untuk sektor lainnya misalnya koperasi dengan kementerian koperasi, kemudian logis tadi ya bunganya masuk akal yang dijanjikan, returnnya masuk akal, kemudian jangan tunggu ada masalah, dan pokoknya logis”, ungkap Halimatus.

Acara dihadiri peserta milenial lebih dari 200 orang, terdiri dari mahasiswa dan pelajar se-Jabodetabek. Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan, Anggota Ombudsman, Hery Susanto, Penyidik Madya Dittipidsus Bareskrim Polri, Wawan Muliawan, Direktur Wilayah IV, Kedeputian Pengendalian Modal Kemeninves/BKPM RI, Yos Hermen, Dosen Keuangan Vokasi UI, Ananta Hagabean Nasution, Group Head of sales funding & transactional Bank DKI, Yuniar Tranesia Manik, dan Kepala Pemeriksaan Laporan Keasistenan Utama V Ombudsman RI, Saputra Malik, serta acara dibuka Wakil Dekan bidang kemahasiswaan dan alumni FIS UNJ, Abdul Haris Fatgehipon. (Z-1)

BERITA TERKAIT