ALOKASI belanja negara tahun 2024 diperkirakan akan berada di kisaran Rp3.215,7 triliun hingga Rp3.476,2 triliun atau setara 13,97%-15,01% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka itu jauh lebih besar dibanding alokasi belanja tahun ini yang sebesar Rp3.061,2 triliun, atau 14,53% terhadap PDB.
Selain untuk belanja rutin, alokasi belanja negara itu juga disediakan untuk mendanai Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di 2024. Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023, Kamis (6/4).
"Ada belanja khusus tahun depan yang memang perlu untuk diperhatikan, pembangunan IKN dan tahun depan Pemilu. Itu juga akan mempengaruhi anggaran yang luar biasa dan Pilkada pada ujung tahun 2024, jadi tahun depan itu adalah tahun benar-benar election dan itu semuanya anggarannya kita sediakan," jelasnya.
Baca juga: Masih Ada Daerah Bohongi Data Stunting
Adapun estimasi alokasi belanja itu berasal dari belanja pemerintah pusat di kisaran Rp2.400,7 triliun hingga Rp2.631,2 triliun, atau 10,43%-11,37% terhadap PDB dan transfer ke daerah di kisaran Rp815 triliun hingga Rp845 triliun, atau 3,54%-3,65% terhadap PDB.
Sedangkan pendapatan negara diperkirakan akan mencapai Rp2.719,1 triliun hingga Rp2.865,3 triliun, setara 11,81%-12,38% terhadap PDB. Itu terdiri dari penerimaan perpajakan di kisaran Rp2.280,3 triliun hingga Rp2.355,8 triliun, atau 9,91%-10,18% terhadap PDB.
Baca juga: Jika Pemilu 2024 Ditunda, Aktivis 98 Siapkan Pemerintahan Transisi
Lalu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diperkirakan akan mencapai Rp436,5 triliun hingga Rp504,9 triliun, atau 1,90%-2,18% terhadap PDB dan hibah yang diperkirakan berkisar Rp2,3 triliun hingga Rp4,6 triliun, setara 0,01%-0,02%.
Dengan prakiraan awal postur APBN 2024 itu, maka keseimbangan primer diperkirakan akan berkisar 0,003% hingga minus 0,43% terhadap PDB. Sedangkan defisit anggaran ditaksir akan berada di rentang 2,16% hingga 2,64% terhadap PDB. (Mir/Z-7)