MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi mendorong Korea Selatan (Korsel) merealisasikan kesepakatan investasi di Indonesia. Sejauh ini terdapat 18 proyek kerja sama kedua negara di beberapa sektor.
Retno mengatakan pesan itu ditekankan dalam pertemuan besar kedua yang dihadirinya di Joint Commission Meeting (JCM) Indonesia-ROK (Republika Korsel) ke-4 yang dihadiri Menteri Luar Negeri Korsel Park Jin.
"Saya tekankan pentingnya implementasi 18 proposal proyek yang telah diajukan Indonesia dalam kerangka IK-CEPA (Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement) yaitu di bidang pertanian, kesehatan, budaya, konstruksi, perikanan, otomotif, semikondukter, dan IT, yang dapat meningkatkan kapasitas produsen Indonesia untuk memenuhi standar kualitas produk di pasar Korsel," kata Retno melalui keterangan resmi, Senin (3/4).
Menurut dia JCM RI-ROK kali ini memiliki arti tersendiri karena bertepatan dengan perayaan 50 tahun hubungan Indonesia-Republik Korea, dan Keketuaan Indonesia di ASEAN dan MIKTA. Dia juga menggaris bawahi beberapa hal seperti terkait Rencana Aksi Kemitraan Strategis Spesial RI-ROK periode 2021-2025.
Baca juga: Indonesia Pertimbangkan Kerja Sama Nuklir dengan Korea Selatan
Kedua negara memiliki mekanisme scorecard untuk memantau implementasi berbagai program kerja sama. Berdasarkan scorecard pada 2021-2022, terdapat 60 aktivitas kerja sama di berbagai bidang yang berjalan dengan baik.
"Saya menekankan perlunya perhatian khusus terhadap kerja sama di bidang teknologiinformasi dan komunikasi serta MoU untuk kerja sama di bidang olahraga," jelasnya.
Hal kedua yang dia sampaikan adalah mengenai pentingnya memperluas kerja sama pertahanan, termasuk transfer teknologi pertahanan. Termasuk kolaborasi antara BUMN Indonesia seperti PT Pindad, PT DI, dan PT PAL dengan mitra di Korsel.
Dia juga menyampaikan pentingnya kedua negara mengoptimalkan mekanisme Defense Industry Cooperation Committee (DICC) dan Foreign and Defense Senior Officials Meeting (2+2 SOM) untuk membahas berbagai isu strategis, seperti keamanan siber, operasi penjaga perdamaian, keamanan maritim, dan pencegahan terorisme.
Baca juga: IKN Mendapat Hibah dari Korea Selatan
Selain itu, kata Retno, mendorong kerja sama pengembangan kapasitas dalam pengiriman Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB. "Hal ketiga yang saya sampaikan dalam JCM adalah penekanan mengenai pentingnya kedua negara mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian IK-CEPA untuk memperdalam kerja sama ekonomi. Tahun lalu, kedua negara mencatatkan nilai perdagangan tertinggi, yaitu US$24,53 miliar, atau naik 33% dari 2021," paparnya.
Namun Indonesia masih memiliki ruangan yang cukup besar untuk meningkatkan perdagangan sehingga dapat mencapai target US$30 miliar. Sejak pemberlakuan IK-CEPA awal tahun ini, lebih dari 1000 certificate of origin telah diterbitkan guna mendapatkan tarif preferensi dengan nilai perdagangan US$52,88 juta.
Menurut dia juga meminta dukungan Korea terhadap percepatan digitalisasi industri manufaktur Indonesia guna meningkatkan kapasitas UMKM Indonesia. Hal keempat yang dia sampaikan adalah terkait kerja sama investasi.
"Saya tekankan pentingnya agar sektor swasta Korea dapat meningkatkan investasi di sektor-sektor strategis Indonesia, seperti industri baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik, energi terbarukan, dan pembangunan ibu kota negara," jelasnya.
Kerja sama investasi Indonesia-Korsel ini dapat berkontribusi dalam penguatan rantai pasok global. Indonesia menyambut baik komitmen kerja sama Korsel untuk pengembangan sistem transportasi di Indonesia.
"Studi kelayakan MRT Jakarta fase 4 dan LRT Bali, Pembukaan rute penerbangan Jeju Air ke Bali, dan Upgrading Pelabuhan Batam. Isu kelima adalah terkait people-to-people contact. Saya mendorong agar target 300 ribu wisatawan Korsel ke Indonesia dapat ditingkatkan seiring semakin baiknya penanganan pandemi covid-19," pungkasnya. (Z-6)