28 March 2023, 10:23 WIB

Kemilau Harga Emas Bikin Silau


Fetry Wuryasti |

KRISIS Perbankan global yang menyorot perhatian investor, membuat harga emas sebagai instrumen ‘safe haven’ melambung. Bahkan, kini mendahului nilai tukar dolar AS yang pada tahun lalu menguat signifikan dan menjadi safe haven.

Harga emas pasar spot terpantau menguat lebih dari USD2.000 per troy ounce (Rp30.224.100, kurs Rp15.112,05). Penguatan harga emas mencerminkan investor khawatir dengan krisis yang terjadi di pasar keuangan global.

"Pada saat yang sama, kenaikan harga emas juga berpengaruh terhadap harga rata-rata penjualan emas di dalam negeri," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (28/3).

Baca juga: Harga Emas Kinclong, Laba Bersih ANTAM Tumbuh 105%

Salah satu emiten tambang emas yang baru saja melaporkan kinerja keuangan tahunan, ANTM, membukukan pendapatan sebesar Rp45,9 triliun, tumbuh 19 persen (yoy), dengan margin atau keuntungan di level 8% atau sebesar Rp3,94 triliun.

"Penurunan beban penjualan juga mendukung kenaikan laba bersih hingga 105%. Mereka gencar dengan strategi penjualan melalui pembukaan butik emas, adanya keuntungan dari selisih kurs dan laba dari anak usaha," kata Nico.

Baca juga: Antam Cetak Rekor Penjualan Tertinggi Emas di Tahun 2022

Segmen emas masih mendominasi kontribusi terbesar dengan porsi 69%. Di mana, penjualan tercatat sebesar Rp31,63 triliun, atau setara dengan penjualan 34,97 ton logam emas.

Kontributor berikutnya berasal dari segmen feronikel sebesar 15% dengan penjualan sebesar Rp6,85 triliun. Segmen nikel mencatatkan penjualan sebesar Rp5,17 triliun. Sementara, segmen bauksit dan alumina masih memberikan kontribusi positif dengan penjualan sebesar Rp1,93 triliun, naik 35% secara tahunan.

"Strategi ANTM fokus pada pengembangan pada masing-masing target per segmen," kata Nico.

Mereka berfokus memperluas jangkauan pasar ekspor feronikel, mengembangkan basis pelanggan pada pasar domestik seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk berinvestasi pada logam mulia sebagai instrumen safe haven.

Sementara, earning oer share (EPS) ANTM berada di level Rp159, tumbuh 105% secara tahunan. Saat ini saham ANTM diperdagangkan di level 13x.

"Kami memandang perlambatan ekonomi, masih tingginya ketidakpastian karena belum berakhirnya perang Rusia - Ukraina, ditambah dengan gejolak pasar keuangan saat ini, berpotensi meningkatkan permintaan emas di tahun 2023. Fokus perusahaan do masing-masing segmen lebih jelas dan dapat menambah prospek bisnis jangka panjang," kata Nico. (Z-10)
 

BERITA TERKAIT