Keketuaan ASEAN Business Advisory Council (BAC) Indonesia yang dipimpin Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mendorong seluruh negara di Asia Tenggara atau ASEAN memakai kode QR atau QR code dalam melakukan transaksi jual beli.
Dari catatan Bank Indonesia (BI), bank sentral dari empat negara ASEAN, yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) telah sepakat bekerja sama mendukung pembayaran yang lebih cepat dan inklusif secara digital.
Implementasi pemakaian QRIS Indonesia untuk sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment) berbasis kode QR baru diimplementasi dengan Thailand. Sementara, QRIS Malaysia sedang tahap piloting atau percobaan, disusul QRIS Singapura dalam proses pengembangan atau inisiasi.
Baca juga: Rp173 Triliun, Surplus Perdagangan RI dengan ASEAN
"Pemakaian QR code akan dilakukan semua (negara ASEAN). Sekarang pemakaian QR Code di ASEAN yang berjalan itu adalah Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Kamboja juga. Kami akan mengundang Laos, Myanmar. Timor Leste juga yang menjadi observer (pengamat) di ASEAN dalam hal ini," kata Arsjad usai pertemuan ASEAN Economic MInisters (AEM) Business Advisory Council di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (22/3).
Arsjad mengatakan dengan adanya kode QR antarnegara, transaksi tidak perlu mengkonversi atau menukarkan mata uang saat masyarakat berbelanja di negara lain yang dikunjunginya, cukup dengan memindai kode QR.
Baca juga: Biaya Transaksi dengan QR Code Lebih Murah 30%, Ekonomi Bisa Pulih Lebih Cepat
"Lewat ASEAN kode QR nanti transaksinya adalah mata uang lokal. Kalau Rupiah ya dengan Rupiah, Bath ya dengan Bath. Ini akan membantu sekali (dalam transaksi)," ujar Arsjad.
Ketua Kadin menyampaikan rencana penerapan QRIS atau kode QR di seluruh negara ASEAN sudah dikonsultasi dengan sentral bank di masing-masing negara. Seperti melakukan pertemuan dengan perwakilan Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP).
"Kemarin kami ke Filipina dan bertemu dengan wakil gubernur sentral bank di sana dan sudah ditanggapi. Kamboja juga siap mengikuti. Jadi yang mana saja dulu kita akan jalankan," tegasnya.
Di tempat terpisah, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga berpandangan dengan menerapkan QRIS antarnegara di ASEAN, transaksi akan lebih efisien digunakan masyarakat saat bepergian ke luar negeri.
"Saya pikir walaupun sangat sederhana, tapi QRIS ini strategis karena cukup dengan ponsel bisa digunakan saat belanja di waralaba," ucapnya.
Jerry menambahkan, penerapan transaksi digital di negara-negara ASEAN sesuai dengan prioritas ekonomi ASEAN yang diusung dalam pertemuan AEM Retreat 2023 kali ini yakni mengembangkan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA).
"Soal DEFA ini bagaimana kita memastikan bagaimana ekosistem digital itu berlaku. Tentunya dalam hal ini perlu pendekatan infrastruktur digital, kesamaan konsep digitalisasi seperti pembayaran dan lainnya," pungkasnya.
(Z-9)