PEMERINTAH Indonesia bersama Amerika Serikat, Jepang dan sejumlah negara mitra dari Uni Eropa resmi membentuk Sekretariat Kemitraan Transisi Energi yang Adil atau Just Energy Transition Partnership (JETP) yang terletak di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Jakarta, Kamis (16/2).
Sekretariat ini akan memobilisasi pendanaan untuk transisi energi Indonesia senilai US$20 miliar atau sekitar Rp303 triliun (kurs Rp15.122). Komitmen tersebut didapat dari hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali tahun lalu.
"Hari ini kita mulai meresmikan kantor Sekretariat JETP. Kita mulai kick off implementasi dari program JETP," kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat peresmian Sekretariat JETP, di Kantor ESDM, Kamis (16/2).
Beberapa kegiatan utama yang terkandung dalam comprehensive investment plan atau rencana investasi secara komprehensif dari pendanaan JETP ialah pengembangan energi baru terbarukan (EBT), berikutnya percepatan pensiunan dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, serta program-program membantu peningkatan efisiensi energi.
"Tidak hanya membangun dari sisi pembangkit (EBT), tetapi juga membangun industrinya di sini. Kita kan kaya material untuk proses transisi energi," kata Dadan.
Saat ini belum didetailkan proyek-proyek mana saja yang akan dikerjakan dan biaya yang akan dikucurkan dari pendanaan JETP, khususnya untuk pensiun dini PLTU batu bara di Indonesia.
"Kita sudah Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dengan pembangkit listrik EBT sebesar 20,9 gigawatt (GW). Kita juga sudah punya list untuk kandidat pensiun PLTU batu bara. Tapi, ini masih negosiasi," ucap Dadan.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Menteri Keuangan Amerika Serikat untuk Pasar Internasional Alexia Latortue mendukung pemerintah Indonesia mencapai tujuan transisi energi dengan pendanaan JETP, termasuk soal rencana investasi secara komprehensif yang akan dirilis dalam waktu tiga hingga enam bulan ke depan.
"Proyek ini mencerminkan penargetan pengurangan emisi gas rumah kaca," ucapnya.
Nantinya, akan ada sejumlah mitra yang juga mendukung kinerja Sekretariat JETP, seperti dari Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB), pihak swasta, dan lainnya. (OL-8)