06 February 2023, 17:59 WIB

Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2023 Turun Menjadi 5,04%


Despian Nurhidayat |

EKONOM Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun menjadi 5,04% pada tahun 2023. Hal ini disebabkam pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 akan mengandalkan sektor domestik dibandingkan sektor eksternal karena ketidakpastian ekonomi global yang masih sangat tinggi.

"Ketidakpastian ekonomi global masih akan membayang di tahun 2023 meski sudah menunjukkan tanda-tanda mereda. Dengan demikian, kami melihat bahwa sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan besar akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik, karena kegiatan ekspor diperkirakan akan melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global," ungkapnya kepada Media Indonesia, Senin (6/2).

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 5,31% Modal Kuat Hadapi Ketidakpastian Global

Faisal menjelaskan, pembukaan kembali ekonomi Tiongkok memang dapat mendukung demand atau permintaan dunia. Namun, harga komoditas masih rentan berlanjut melemah di tengah prospek peningkatan pasokan dan penurunan permintaan di Amerika Serikat dan zona Eropa.

Meskipun demikian, ekonomi Indonesia masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang didukung oleh inflasi yang terkendali dan pencabutan PPKM. Hal ini dikatakan akan membuat mobilitas dan permintaan masyarakat membaik. 

"Selain itu, engeluaran pemerintah yang mengalami kontraksi pada tahun 2022 di tengah penurunan pengeluaran untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional karena situasi covid-19 yang semakin terkendali, diperkirakan akan kembali tumbuh pada tahun 2023, termasuk persiapan pemilihan umum tahun 2024," ujar Faisal.

Selain itu, sumber PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) atau investasi tetap akan bergeser dari investasi nonbangunan dan struktur, khususnya investasi terkait komoditas, menjadi investasi bangunan dan struktur. 

Hal ini didukung oleh peningkatan anggaran infrastruktur pada APBN 2023 yang meningkat sekitar 7% dari kontraksi sebesar minus 13% pada tahun 2022, kelanjutan Proyek Strategis Nasional, proyek hilirisasi, dan pembangunan ibu kota baru (IKN). (OL-6)

BERITA TERKAIT