Perusahaan rintisan (startup) memainkan peran penting bagi perekonomian Indonesia. Ia merupakan salah satu bagian dari ekosistem ekonomi digital yang memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menurutnya, potensi besar dari kehadiran startup di Tanah Air perlu untuk dioptimalisasi guna mendukung penguatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Indonesia merupakan negara peringkat ke-5 dengan jumlah startup terbesar yaitu 2.477 unit 9 Unicorn dan 2 Decacorn yaitu GoTo dan J&T Express. Start-up berperan dalam penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan berkontribusi pada ekonomi yang berkelanjutan melalui solusi dan inovasi yang ditawarkannya," ujar Airlangga dalam Seminar Nasional The 12th UI Studentpreneur seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (2/2).
Peluang startup cukup besar. Itu dapat dilihat dari layanan ekspor global secara digital di 2020 mencapai 64% dan mampu bertahan di masa pandemi covid-19. Di Asia Tenggara, ekonomi digital juga digadang menjadi kekuatan perekonomian baru yang menjanjikan.
Pada tahun 2021, misalnya, nilai ekonomi digital di Asia Tenggara sebesar US$174 miliar, dan jumlah tersebut bahkan diprediksi dapat meningkat mencapai US$1 triliun pada tahun 2030.
Namun di samping memiliki potensi dan peluang yang besar, start up juga menghadapi sejumlah tantangan. Laporan dari Masyarakat Industri Kreatif Teknologi dan Komunikasi Indonesia mengemukakan, start up masih terkendala oleh akses permodalan.
Karenanya, kata Airlangga, pemerintah berupaya memberikan dukungan bagi start-up, seperti program pelatihan dari Kementerian Kominfo, program business matchmaking seperti Sekolah Beta, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Start-up Studio Indonesia, Hub.id, dan Program STARTUP4INDUSTRY.ID dari Kementerian Perindustrian.
Selain itu, Pemerintah juga telah memberikan perhatian khusus kepada penciptaan wirausaha produktif yang salah satunya melalui implementasi Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, sehingga diharapkan mampu merealisasikan target penciptaan 500 start-up pada tahun 2024.
Airlangga juga turut berpesan pada generasi muda sebagai digital native untuk dapat membekali diri dengan literasi digital dan menguasai keterampilan digital sehingga dapat menjadi talenta digital yang mampu berpartisipasi dalam proses transformasi digital di Tanah Air.
"Menghadapi tantangan ke depan, generasi milenial dan generasi Z dituntut memiliki karakter yang mampu beradaptasi tinggi, fleksibel, kreatif, technology savvy, empati, dan mampu berpikir kritis sebagai modal utama untuk menghadapi era digitalisasi yang bergerak secara dinamis," pungkas Airlangga. (OL-12)