DIREKTUR Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengungkapkan bahwa tren industri perbankan di Indonesia akan dipengaruhi enam faktor utama.
Pertama ialah bonus demografi penduduk. Menurutnya, jumlah penduduk usia produktif akan meningkat hingga 64% pada 2030.
"Ini sudah tentu menjadi aset yang baik, apabila kita bisa mengelolanya dengan lebih produktif," tuturnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (30/1).
Baca juga: Likuiditas Masih Cukup, BCA belum Mau Naikkan Suku Bunga
Kemudian, sektor perbankan juga akan dipengaruhi perubahan perilaku nasabah. Transaksi digital payment akan meningkat lebih dari 30%, sedangkan transaksi cash atau tunai turun 10%.
Lalu, yang ketiga adalah implementasi Environmental, Social and Governance (ESG). Adapun concern investor terhadap aspek ESG berdampak pada perubahan tata kelola dan bisnis keusahaan, khususnya di industri keuangan.
"Sebelum terjadinya krisis akibat perang Ukraine-Russia, banyak sekali investor yang setiap tahun mengirim surat kepada kami, meminta perhatiannya agar kami concern menerapkan prinsip ESG," jelas Sunarso.
Baca juga: BI: Hilirisasi Bisa Tingkatkan Nilai Tambah Perekonomian
Selanjutnya, faktor keempat adalah low interest rate environment. Tren penurunan credit yield berdampak pada NIM yang semakin tertekan. "Kita punya gambaran bahwa pada 2010 itu NIM berada di atas 10%. Sementara pada 2022 sudah turun 6%," imbuhnya.
Untuk yang kelima adalah utilisasi data dan teknologi. Dalam hal ini, penggunaan data analytics mempercepat proses bisnis kredit, underwriting dan marketing. Faktor keenam terkait kompetisi fintech yang semakin ketat, seiring kehadiran pemain nonbank.
Oleh karena itu, Bank BRI akan menerapkan simulasi yang harus dilakukan. Kemudian, menyusun sejumlah alternatif strategi yang menjadi pedoman.(OL-11)
