26 December 2022, 22:42 WIB

Peragi Tawarkan Dua Solusi Hadapi Persoalan Pangan


Andhika Prasetyo |

KETUA Umum Perhimpunan Agronomi Indonesia Muhammad Syakir mengaku siap membantu pemerintah mencari solusi dari persoalan pangan di Tanah Air.

Menurutnya, ada dua hal yang sekarang harus dilakukan, yaitu meningkatkan laju produksi padinya dan mulai serius mengolah sumber pangan lain. 

Untuk peningkatan produkai padi, dari perspektif agronomi, Syakir menyebut terdapat tiga strategi yang bisa dilakukan yaitu modifikasi agronomik-genetik, modifikasi agronomik-budidaya, dan modifikasi agronomik-sumber daya lahan. 

Semua strategi itu mengarah ke sistem pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pertama, modifikasi agronomik-genetik dilakukan dengan pemuliaan seperti seleksi, penyilangan, rekayasa genetika melalui genome editing dan mutasi untuk menghasilkan dan introduksi benih unggul. 

"Dari waktu ke waktu, varietas unggul perlu terus ditingkatkan dengan berbagai target seperti eningkatan kuantias-kualitas hasil, adaptasi lingkungan marjinal, resistensi hama penyakit, efisiensi penggunaan sumber daya, serta kandungan nutrisi fungsional," ujar Syakir melalui keterangan tertulis, Senin (26/12).

Adapun, modifikasi agronomik-budidaya lebih ditujukan pada penyesuaian pola dan rotasi tanaman, pengaturan musim tanam, cara pengolahan lahan, pengoptimalan tata tanam.

Baca juga  : Inkoppas Pastikan Stok Barang Mencukupi Periode Nataru

Terakhir, modifikasi agronomik-sumber daya lahan dapat dilakukan dengan menerapkan land improvement dibarengi dengan konservasi berkelanjutan. 

"Dengan tiga modifikasi tersebut, capaian potensi genetik produktivitas tanaman padi dapat optimal dan efisien pada berbagai ragam agroekosistem seperti sawah irigasi, sawah tadah hujan, padi gogo, padi pasang surut, dan padi di antara tanaman tahunan," terang Syakir.

Kemudian, terkait penguatan sumber pangan lain, ia meminta pemerintah cara pandang terhadap komoditas di luar beras.

Di masa mendatang, Syakir mengatakan bahan pangan yang kaya akan karbohidrat seperti sagu atau sorgum tidak bisa lagi disebut sebagai alternatif.

"Pangan lokal bergizi tinggi harus didorong lebih cepat, jangan lagi menjadi pangan alternatif. Status mereka harus menjadi pangan utama sama seperti beras," jelasnya.

Pengembangan produksi pangan yang tinggi karbohidrat juga diharapkan bisa berperan dalam menekan impor gandum yang sekarang posisi kebutuhannya satu tingkat di bawah beras. (RO/OL-7)

BERITA TERKAIT