KOALISI Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bersama dengan Keboen Sastra dan beberapa komunitas seni di Kota Bogor didukung oleh Rikolto Indonesia mengadakan serangkaian acara dengan mengusung tema Icip-Icip Rasa Nasi Nusantara. Acara yang diadakan di Taman Ekspresi, Kota Bogor, ini dihadiri oleh ratusan pengunjung. Acara ini merupakan bagian dari kampanye publik yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada publik mengenai keberagaman beras di Indonesia dan urgensi dalam mendorong kebijakan beras berkelanjutan di Indonesia.
Wahyu Ridwan Nanta selaku perwakilan dari KRKP mengemukakan bahwa tujuan diadakannya acara ini untuk mengingatkan kepada publik peran penting ibu dalam menyediakan pangan yang sehat dan bergizi bagi keluarga. Selain itu, Nanta mengingatkan kepada para seluruh pengunjung peran penting petani dalam menjaga ketersediaan pangan di negeri ini. Nanta juga menyampaikan nasib petani yang belum sejahtera hingga kini. "Mari kita ingat bersama bagaimana nasib para petani yang menyediakan nasi di meja makan kita sudah sejahterakah? Mengingat penaikan harga akibat penaikan BBM, belum lagi dengan kabar importasi, sudah sejahterakah para petani?"
Setelah sambutan dan acara dibuka, kegiatan dilanjutkan dengan penampilan dari beberapa komunitas seni di Kota Bogor, seperti perkusi, teater, dan musik. Selain itu, para pengunjung dipersilakan mencicipi beragam nasi dari berbagai jenis beras yang ditanam di berbagai daerah. Adapun nasi yang disajikan di acara tersebut ialah beras jenis menthik susu, menthik merah, menthing wangi merah dan hitam dari Boyolali, Rojolele Srinuk merah dan hitam dari Klaten, beras adan putih dan merah dari Kalimantan. Selain mencicipi beragam nasi, pengunjung diminta mendeskripsikan nasi yang telah dicicipi.
Talk show dengan tema Cerita Nasi Nusantara menjadi rangakaian kegiatan ini. JJ Rizal sebagai salah satu narasumber pada talk show tersebut banyak menceritakan sejarah perkembangan beras di Indonesia dan dinamika beras di Indonesia. Menurut JJ Rizal, mulanya beras merupakan makanan para elite yang kemudian berubah secara perlahan-lahan menjadi makanan bagi semua kalangan. Ia juga bercerita bahwa sejak dulu, perempuan memiliki peran sangat penting dalam menjaga ketersediaan pangan di Indonesia. "Pelajaran yang dapat diambil dalam periode yang sangat panjang tersebut bahwa urusan pangan adalah urusan yang sangat serius," ujar JJ Rizal.
Hadir juga pada talk show tersebut ibu Boyya selaku perwakilan dari Jabar Bergerak. Boyya yang menceritakan peran ibu dalam membangun keluarga yang sehat dan bergizi. Narasumber lain di talk show tersebut ialah Murbowo selaku petani dari Boyolali. Pada kesempatannya, Murbowo banyak menceritakan nasib dan kehidupan para petani yang kian hari kian menghadapi kesulitan. Murbowo juga bercerita bahwa regenerasi petani merupakan masalah yang amat sulit untuk diselesaikan. Menurutnya, jika nasib para petani terus tak menentu seperti sekarang, anak muda akan sulit tertarik menjadi petani. "Kalau di pertanian padi, hampir selalu minus karena yang utama input produksi yang tinggi harganya," terang Murbowo.
Gecci yang merupakan peneliti dari KRKP banyak menyebutkan mengenai beragam kebijakan perberasan di Indonesia. Menurut Gecci, Indonesia tidak kekurangan kebijakan, tetapi nyatanya belum bisa mengakomodasi semua subjek di sektor pertanian khususnya beras secara keseluruhan. "Untuk mencapai kesejahteraan petani tidak hanya butuh kebijakan di sisi produksi, tetapi juga di sisi harga dan keterlibatan berbagai pihak untuk menuju ke arah pangan yang lebih berkelanjutan."
JJ Rizal menutup dengan mengatakan bahwa kita mengetahui bahwa sejauh ini bukan petani yang disubsidi negara, tetapi petani yang mensubsidi negara. Sejarah mencatat bahwa negara punya utang budi kepada para petani karena telah banyak membuat perubahan pada Republik ini. Menurutnya, bangsa ini menjadi durhaka jika tidak membuat sejahtera para petaninya. (OL-14)