KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) tetap mengajak petani memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) sebagai pendukung permodalan untuk mengembangkan usaha tani meski penyaluran KUR pertanian periode 2022 saat ini melampaui target.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan KUR memiliki banyak manfaat bagi petani. Salah satunya untuk mengembangkan sektor usaha. “KUR bisa digunakan untuk mendukung pengembangan sektor usaha tani ataupun untuk pengadaan alsintan (alat dan mesin pertanian) dan lainnya,” ujar Mentan SYL, melalui siaran persnya, baru-baru ini.
SYL mengatakan KUR ibarat oase di tengah semakin minimnya anggaran pemerintah untuk membantu pelaku usaha pertanian. KUR menjadi solusi permodalan bagi petani di tengah krisis pangan global.
Minimnya pembiayaan ini disebabkan keadaan ekonomi negara dan tidak hanya Indonesia yang bergejolak. Karena itu, KUR merupakan strategi Kementan guna menghadapi ancaman krisis pangan global yakni meningkatkan ketersediaan pangan, disertifikasi pangan, lumbung pangan, pertanian modern, pertanian spesifik, dan peningkatan ekspor.
Baca juga: Food Estate Jadi Kunci Hadapi Krisis Pangan
“Saat kita mengalami krisis pangan, saat itu juga kita kena (pandemi) covid-19, Kementan mengawal pembiayaan di luar APBN,” kata dia.
Dari data yang diterima, realisasi penyaluran KUR sektor pertanian per 12 Desember 2022 tembus Rp106,8 triliun, melampaui target sebesar Rp90 triliun.
Dalam tiga tahun terakhir juga terlihat peningkatan penyaluran KUR di sektor pertanian. Pada 2020, realisasi penyaluran KUR pertanian mencapai Rp50 triliun, dan pada 2021 mencapai Rp85,6 triliun dari target Rp70 triliun. Angka penyaluran KUR pertanian semakin meningkat pada 2022 dengan mencapai Rp103 triliun.
“Jika dicermati dari nilai KUR itu ternyata NPL atau kredit bermasalah hanya 0,6%. Artinya insan pertanian yang mengambil KUR adalah orang jujur dan tidak suka ngemplang kredit,” tutup Mentan SYL.
Tidak sulit
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Ali Jamil mengatakan KUR amat mendukung aktivitas pertanian. Proses mendapatkan KUR juga tidak sulit dan didukung bank-bank pemerintah yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) serta bank daerah. “Hanya, karena sifatnya pinjaman, petani tetap harus mengembalikan. Tapi jangan khawatir, karena bunganya kecil dan tidak memberatkan petani,” jelasnya.
Menurut Ali, sudah banyak petani memanfaatkan KUR untuk mengembangkan sektor usaha. Ini terlihat dari penyaluran KUR pertanian 2022 yang melampaui target sebesar Rp90 triliun dengan nilai realisasi Rp90,8 triliun per Oktober. “Saya mendapat laporan realisasi penyaluran KUR pertanian sudah lebih dari 100%,” kata Ali.
Ia menjelaskan realisasi KUR pertanian yang melampaui target terjadi dalam tiga tahun terakhir. Dari angka realisasi tiga tahun terakhir, juga terlihat antusiasme tinggi dari masyarakat pada sektor pertanian.
Ini sejalan dengan rencana mendorong kemandirian pembiayaan pertanian dari APBN. Program KUR berjalan hampir 15 tahun. Skema pembiayaan ini mengangkat dan memperkuat kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “KUR ialah langkah konkret pemerintah meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM melalui lembaga keuangan dengan penjaminan,” tandas dia.
Taksi alsintan
Belum lama ini, Kementan juga meluncurkan program taksi alsintan untuk membantu menyediakan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara mandiri oleh pelaku usaha di sektor pertanian melalui fasilitasi bantuan kredit usaha rakyat (KUR). Program itu diharapkan dapat menggantikan pola dan pendekatan yang dinilai tidak produktif.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Ali Jamil menjelaskan, program tersebut merupakan inovasi Kementan untuk mengurangi beban APBN dan melatih kemandirian petani. Ali mengatakan kemandirian petani merupakan arahan langsung dari Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam menjalankan pembangunan pertanian ke depan.
“Dengan keterbatasan APBN, kita harus bisa tetap berinovasi melalui pola investasi seperti layanan KUR. Apalagi Bapak Presiden menyetujui anggaran KUR ini kepada usaha pertanian yang diperuntukkan pada program alat dan mesin pertanian (taksi alsintan),” katanya.
Ali Jamil menambahkan penggunaan Alsintan juga dapat disewakan melalui skema koperasi atau unit usaha taksi alsintan. Penyewaan bisa dilakukan per hari bahkan per jam dan bisa digunakan melalui olah tanam, panen, dan pascapanen. “Ini memberikan keuntungan untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha tani, juga mengatasi masalah tenaga kerja pertanian dan waktu kegiatan pertanian lebih efisien,” jelasnya. (Gan/Ifa/Medcom/Ant/S3-25)