Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Kasan Muhri mengatakan bahwa menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) terdapat beberapa komoditas yang perlu menjadi perhatian khusus di antaranya beras, minyak goreng, telur ayam, dan cabai.
"Beras masih menjadi sumber inflasi bulanan karenanya program KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga) akan terus kita optimalkan. Kemendag telah menugaskan Bulog agar mengoptimalkan mengintervensi pasar terutama daerah yang harga berasnya di atas HET (Harga Eceran Tertinggi," ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (13/12).
Lebih lanjut, terkait minyak goreng, menurut Kasan saat ini harga internasional tengah mengalami tren peningkatan. Guna memitigasi potensi kenaikan harga, Menteri Perdagangan dikatakan telah mengumpulkan produsen dan stakeholder terkait agar komitmen memenuhi Domestic Market Obligation (DMO) untuk terus dijaga.
Dia menambahkan, saat ini realisasi DMO terus dijaga agar pasokan dalam negeri aman. Rata-rata pasokan tiga bulan terakhir di atas 98,5%. Total pemenuhan DMO sendiei dikatakan sudah mencapai 1,85 juta ton.
"Sekarang kita bisa jumpai Minyakita tersedia di mana-mana," tegas Kasan.
Sementara itu, terkait telur ayam, dikatakan bahwa permintaan saat ini terus meningkat dan diprediksi akan terus berlangsung hingga periode Nataru.
"Pada momentum hari besar terjadi peningkatan hajatan/acara di masyarakat sehingga permintaan akan sumber protein yang terjangkau (telur) meningkat. Sementara itu, peternak cenderung tidak menambah supply secara signifikan mengingat setelah periode Nataru permintaan akan kembali normal," tuturnya.
Kasan menilai cenderung tetapnya pasokan di saat permintaan meningkat membuat harga cenderung meningkat. Saat ini harga rata-rata nasional telur ayam ras sebesar Rp30.700/kg atau 13,7% di atas harga acuan pemerintah sebesar Rp27.000/kg.
"Kemendag bersama Bapanas (Badan Pangan Nasional) telah berkoordinasi dengan Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) yang memiliki 45 ribu gerai untuk mendistribusikan telur ayam sesuai harga acuan," tegas Kasan.
Terakhir untuk harga cabai dikatakan tercatat naik mengingat curah hujan tinggi dalam beberapa waktu terakhir sehingga pasokan terganggu. Guna mengatasi hal ini, sejumlah daerah telah mengintensifkan gerakan menanam sebagai upaya self sustain cabai dan tanaman lain di level rumah tangga.
Kasan menuturkan khusus menghadapi Nataru 2022, Kemendag telah menggelar Rakornas Persiapan HBKN Nataru pada awal Desember 2022. Dalam Rakornas tersebut tercapai komitmen bersama menjaga kelancaran arus barang, kecukupan stok, dan stabilitas harga/anti spekulasi dari lembaga terkait dan pelaku usaha.
"Jika ditemukan hambatan atau bahkan pelanggaran, kami meminta semua pihak agar segera menghubungi Satgas Pangan maupun Kemendag. Crisis Center/Hotline Migor terbuka menerima laporan Bapak/Ibu," ujarnya.
Rakornas persiapan Nataru ini melengkapi Rakor Pengendalian Inflasi yang rutin digelar setiap Senin bersama dengan Kementerian Dalam Negeri, K/L terkait dan pemerintah daerah. Berbagai upaya konkret telah dilakukan Pemerintah dan Pemda seperti pasar murah, bantuan transportasi, dan pemanfaatan dana Belanja Tak Terduga/BTT untuk penanganan inflasi.
"Sinergi ini berdampak positif dengan melandainya inflasi umum dan deflasi volatile food MtM selama empat bulan terakhir," pungkas Kasan. (OL-13)