07 December 2022, 15:49 WIB

Empat Anak Usaha BUMN IPO di 2023, Mulai dari PHE hingga Palm Co


Insi Nantika Jelita |

Empat anak usaha BUMN akan melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di 2023. Mereka adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Palm Co, dan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).

Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI mengungkapkan, aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kinerja anak perusahaan BUMN tersebut.

PGE, ungkapnya, merupakan perusahaan energi panas bumi terbesar di dunia saat ini berdasarkan jumlah kapasitas terpasang yang mencapai 672 megawatt (MW).

Didukung dengan kontrak jangka panjang antara PGE dengan PLN dalam menghasilkan listrik serta uap dianggap menjadi poin positif untuk bisa melakukan IPO. PGE akan menawarkan saham sebesar 20-30% ke publik.

"Nanti IPO tersebut akan digunakan untuk rencana pertumbuhan kapasitas terpasang, dimana dalam lima tahun mendatang diharapkan PGE bisa meningkatkan kapasitas terpasang sampai dengan 600 MW," kata Pahala.

Pahala menambahkan, untuk PHE sebagai Subholding Upstream Pertamina, hasil IPO yang akan diperoleh dari pasar modal akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan produksi dalam lima tahun mendatang. Nantinya, PHE akan menawarkan 10-15% sahamnya di pasar modal.

"Kita berharap dengan permodalan IPO ini bisa digunakan untuk bisa melakukan pengembangan bagi wilayah kerja produksi yang saat ini sudah dimiliki oleh PHE," jelasnya.

Aksi korporasi lainnya yang akan dilakukan ialah Palm Co yang dimotori PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Pahala mengatakan, dengan penggabungan beberapa perusahaan PTPN diharapkan meningkatkan kinerja usaha yang menghasilkan produk-produk atau komoditas terkait kelapa sawit.

Seperti, lanjut Pahala, untuk pengembangan dari bahan baku yang paling utama untuk bisa menghasilkan bio solar, palm oil mill effluent (POME) dan fatty acid methyl ester (FAME) guna meningkatkan ketahan energi nasional.

"Melalui pengumpulan modal ini juga untuk melakukan replanting ulang bagi perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh plasma yang berada di sekeliling PTPN khususnya yang terkait dengan kelapa sawit," ujarnya.

Adapun tawaran saham Palm Co ke publik sekitar 10-20%. Berikutnya, ungkap Pahala, IPO yang akan dilakukan PKT untuk pengembangan pabrik Amorea di Papua, Papua Barat dan di kawasan Maluku nantinya, serta mengakselerasi pertumbuhan hilirisai industri kimia. Saham yang ditawarkan ke publik oleh PKT berkisar 10-20%. "Pada saat ini laporan keuangan untuk PKT sudah difinalisasi dan juga PKT sudah melakukan proses untuk pemilihan advisor untuk IPO," pungkas Pahala.

Anggota Komisi VI DPR RI Rudi Hartono Bangun mempertanyakan rencana korporasi anak usaha BUMN tersebut.

Menurutnya, ada upaya lain yang bisa dilakukan jika keuangan perusahaan BUMN mengalami kesulitan tanpa perlu melakukan IPO, misalnya dengan melakukan pinjaman ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). "Saya tanya apakah saat ini keuangan PKT, PGE, Palm Co kesulitan sehingga melakukan penjualan saham? Kan harus jelas maksudnya. Karena BUMN ini perusahaan rakyat yang mengurusi kebutuhan rakyat," tutur Politikus NasDem tersebut. (OL-12)

BERITA TERKAIT