29 November 2022, 17:20 WIB

OJK Jateng dan DIY Perkuat Sinergi Dan Keterbukaan Dengan Wartawan


Haryanto/Widjajadi |

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beserta Kantor OJK dibawah koordinasinya menggelar acara Focus Group Discussion dengan wartawan media cetak dan elektronik se-Jawa Tengah dan DIY dalam rangka memperkuat sinergi dan keterbukaan di bidang stabilitas sistem keuangan dan peningkatan lietarasi dan inklusi daerah.

Kepala OJK Regional Jawa Tengah dan DIY, Aman Santosa menyampaikan bahwa seiring dengan pemulihan ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan III 2022 yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebesar 5,28% dan pertumbuhan ekonomi DIY sebesar 5,82%, kondisi Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah dan DIY sampai dengan posisi September 2022 juga dalam kondisi stabil dan tumbuh positif.

"Aset perbankan Jawa Tengah tumbuh 8,94% (yoy), diatas nasional yang tumbuh 7,75% (yoy). Disisi lain, pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Jawa Tengah tumbuh sebesar 9,64% (yoy) dan 5,35% (yoy), sedikit di bawah pertumbuhan kredit dan DPK perbankan nasional sebesar 11,00% (yoy) dan 6,82% (yoy). Sementara itu, aset, kredit dan DPK perbankan
DIY masing-masing tumbuh 6,70% (yoy), 6,26% (yoy) dan 6,02% (yoy)," kata Aman dalam FGD yang dihadiri 50 wartawan Jatwng/DIY.

Pertumbuhan ini seiring dengan penyaluran KUR di Jawa Tengah yang tertinggi secara Nasional sebesar Rp42,95 triliun atau 18,14% dari total seluruh penyaluran KUR nasional. Kepala OJK Daerah Istimewa Yogyakarta, Parjiman menyampaikan bahwa Porsi penyaluran kredit UMKM di Jawa Tengah dan DIY telah mencapai 49,37% (yoy) dan 49,04%, di atas porsi penyaluran kredit
nasional sebesar 21,53% (yoy) dan telah memenuhi arahan Presiden agar porsi kredit UMKM perbankan sebesar 30% di Tahun 2024.

NPL net perbankan Jawa Tengah juga masih terjaga pada angka 0,93% karena pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Kepala OJK Tegal, Noviyanto Utomo menyampaikan bahwa NPL Perbankan sedikit meningkat karena salah satunya memang terdapat kredit restrukturisasi terdapak Covid-19.

Di bidang pasar modal posisi September 2022, jumlah investor di Jawa Tengah meningkat sebesar 49,58% (yoy) menjadi 492.136 Single Investor Identification (SID) dengan nilai transaksi mencapai Rp18.01 Triliun.

Sementara, jumlah investor pasar modal di DIY meningkat 39,27% (yoy) mencapai 86.246 SID dengan nilai transaksi Rp3,76 Triliun. Pengguna Fintech peer to peer landing legal juga berkembang cukup pesat di Jawa Tengah dan DIY. Nominal peminjam (borrower fintech) di Jawa Tengah tumbuh sebesar 67,66% (yoy) mencapai Rp32,77 triliun, dengan jumlah rekening 6,26 juta.

Sementara borrower fintech DIY tumbuh 1.266,45% (yoy) mencapai Rp5,29 triliun dengan jumlah rekening 950 ribu. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan borrower fintech nasional yang tercatat sebesar 1.229,29%. Tidak kalah dengan Industri keuangan bank lainnya.

"Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Jawa Tengah merupakan yang terbanyak secara nasional yakni sebanyak 119 LKM dari total LKM Nasional yang sebanyak 238 LKM. Sementara di DIY terdapat 3 LKM," kata Aman.

Aset LKM di Jawa Tengah tercatat sebesar Rp603,82 miliar dengan share terhadap nasional mencapai 42,04%. Selain menjaga stabilitas industri jasa keuangan, OJK juga berkomitmen meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Jawa Tengah dengan berbagai program edukasi, diantaranya FGD pada hari ini.

Untuk meningkatkan jangkauan/ reach out edukasi secara lebih luas, OJK Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan DIY meginisiasi Program Desa dan Kelurahan Melek Keuangan. "Sebagai pilot project, OJK akan meluncurkan Desa sebagai Pusat Informasi Keuangan Terpadu pada bulan Desember nanti di
Wonosobo," kata Aman.

"Edukasi kepada seluruh lurah di Yogjakarta juga telah dilaksanakan olek Kantor OJK Jogja�, kata Parjiman. Sedangkan di wilayah Solo, Kepala OJK Solo, Eko Yunianto menyampaikan bahwa Edukasi secara masif juga telah dilaksanakan kepada Bintara Pembina Desa (Babinsa) se- Solo Raya. Nantinya edukasi juga akan dilaksanakan kepada Bhayangkara Pembina Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) se-Solo Raya.

Pelaksanaan edukasi secara masif bertujuan agar seluruh masyarakat Jawa Tengah dan DIY melek keuangan. Kepala OJK Purwokerto, Riwin Mirhadi menyampaikan bahwa tingkat literasi keuangan yang merupakan indeks level pengetahuan masyarakat terhadap jenis produk keuangan di Jawa Tengah tercatat sudah meningkat dari 47,38% pada tahun 2019 menjadi sebesar 51,69% pada tahun 2021, sudah lebih tinggi dibandingkan Indeks literasi Nasional sebesar 49,68%.

Kepala OJK Tegal, Noviyanto Utomo menambahkan, Tingkat inklusi keuangan atau akses keuangan Jawa Tengah tercatat meningkat dari tahun 2019 sebesar 65,71% menjadi sebesar 85,97% pada tahun 2021 atau lebih tinggi dibanding tingkat Inklusi Nasional sebesar 85,10%.

Sedangkan di DIY, Parjiman menyampaikan bahwa “Tingkat Literasi Keuangan DIY sebesar 54,55% sudah lebih tinggi dibandingkan Nasional sebesar 49,68%. Sementara tingkat Inklusi Keuangan sebesar 82,08%, tercatat lebih rendah dibandingkan Nasional sebesar 85,10%.

Tingkat literasi dan inklusi Jawa Tengah dan DIY tersebut meskipun meningkat, masih kalah dengan beberapa Provinsi lain, sehingga edukasi secara masif harus terus dilakukan dengan berkolaborasi antara OJK, pemerintah, Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah, serta seluruh
stakeholder.

"Peran rekan-rekan wartawan Jawa Tengah dan DIY dalam menyampaikan informasi keuangan kepada masyarakat juga kami harapkan dapat membantu dalam meningkatkan literasi masyarakat," kata Deputi Direktur Manajemen Startegis, EPK dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK KR 3 yang pada saat acara FGD berperan sebagai moderator.

Program Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Jawa Tengah ini nantinya juga dapat didukung oleh SiMOLEK (Sarana Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan) Edutainment milik OJK, yakni mobil literasi keuangan yang memiliki fitur untuk dapat memfasilitasi pelaksanaan edukasi keuangan sekaligus penyediaan hiburan kepada masyarakat. (OL-13)

Baca Juga: Presiden Cek Harga Pangan di Pontianak

BERITA TERKAIT