INDONESIA semakin menjadi magnet investasi di dunia internasional. Belum lama ini, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada kuartal III 2022 mencetak sejarah dengan pertumbuhan terbesar.
Nilai PMA mencapai Rp168,9 triliun atau 54,9% dari total investasi kuartal III 2022 Rp307,8 triliun. Jumlah PMA meningkat secara tahunan sebesar 63,6% (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan tumbuh 3,5% dibandingkan kuartal sebelumnya.
"Ketika FDI (foreign direct investment) negara-negara lain turun, alhamdulillah PMA Indonesia capai Rp168,9 triliun. Ini terbesar sepanjang sejarah, luar biasa sekali tumbuh 63,6%," ujar Bahlil dalam konferensi pers, Senin (24/10) lalu.
Pada kuartal ketiga 2022, realisasi investasi tumbuh 42,1% ketimbang kuartal sama tahun sebelumnya. Adapun penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp138,9 triliun atau berkontribusi sebesar 45,1% dari total investasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), investasi memberikan sumbangsih terbesar kedua bagi pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal III 2022 setelah konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga memberi sumbangsih 50,38%, investasi menyumbang 28,55%, dan posisi ketiga disumbang konsumsi pemerintah sebesar 7,57%.
Menurut Bahlil, Indonesia diunggulkan dengan kekayaan sumber daya alam dan bahan mentah yang bisa memperbaiki ekosistem logistik di tengah pelambatan ekonomi global, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.
"Penataan terhadap aturan regulasi dan insentif pun semakin hari makin baik. Terakhir adalah stabilitas politik dan kondisi kenyamanan mereka di Indonesia," jelasnya.
Pertumbuhan investasi di Indonesia juga ditopang kondisi perekonomian nasional yang membaik pascapandemi covid-19. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 mencapai 5,72% secara tahunan (yoy).
Ini merupakan pertumbuhan lebih tinggi daripadsa pertumbuhan pada kuartal II sebesar 5,44% secara tahunan. Hasil itu pun melampaui capaian pada kuartal sama tahun sebelumnya sebesar 3,51% secara tahunan.
Peluang investasi KTT G20
Makin menariknya Indonesia bagi investor tidak terlepas dari kemajuan infrastruktur, kemudahan perizinan dan kepastian hukum, dan kestabilan politik dan keamanan. Dalam Kabinet Indonesia Maju, pemerintah terus mengakselerasi pembangunan dan pemerataan infrastruktur.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dalam 7 tahun terakhir membangun 1.540 km ruas jalan tol dan 29 bandar udara dengan 9 konstruksi yang ditargetkan selesai pada 2023. Selain itu ada 12 bendungan, serta 27 bendungan yang ditargetkan selesai pada 2024.
Tak hanya infrastruktur fisik, pemerintah pun mempercepat pembangunan infrastruktur digital secara komprehensif di seluruh wilayah Indonesia dari sektor hulu hingga ke hilir. Menkominfo menjelaskan pembangunan infrastruktur teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) di sisi hulu berlangsung dengan penggelaran jaringan fiber optic sepanjang 459.000 kilometer di darat dan laut.
"Termasuk yang dilakukan BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui jaringan fiber optic Palapa Ring sepanjang 12.300 kilometer. Serta, penggelaran 12.100 kilometer fiber optik Palapa Ring Integrasi untuk meningkatkan resiliensi dan konektivitas titik-titik fiber optic yang belum terhubung," jelasnya.
Pemerintah juga terus melanjutkan berbagai agenda reformasi struktural dengan memangkas aturan yang menghambat kemudahan berusaha, dan saat yang sama prosedur berusaha dan investasi dipermudah. Ini dilakukan melalui peluncuran online single submission (OSS) berbasis risiko.
Dalam laporan Bank Dunia 2020, Indonesia bahkan masuk peringkat ke-73 dari 190 negara dalam kemudahan berusaha atau ease of doing business (EoDB). Itu berarti Indonesia termasuk kategori mudah dalam perizinan.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong mengatakan, selain meningkatkan citra Indonesia di mata dunia, KTT G20 diyakini bermanfaat bagi negara antara lain masuknya investasi dari negara lain serta dukungan dana.
"Selain national branding, perhelatan KTT G20 diharapkan bermanfaat bagi Indonesia. Dalam jangka panjang Indonesia dapat memiliki dana menghadapi pandemi pada masa mendatang. Kemudian terkait transisi energi, bisa membawa manfaat bagi Indonesia dan investasi yang akan masuk karena setiap pertemuan level menteri hingga presiden, akan ada pertemuan bilateral antara lain kerja sama ekonomi," tutup Usman. (Ifa/S3-25)