09 November 2022, 09:35 WIB

Gapmmi: Bansos Turut Dongkrak Kinerja Industri Makanan dan Minuman


M Ilham Ramadhan Avisena |

GABUNGAN Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) berharap bantuan sosial yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dapat mendongkrak daya beli serta kinerja industri makanan dan minuman di Tanah Air.

"Konsumsi rumah tangga menjadi andalan, diharapkan terus meningkat seiring Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang terus dikucurkan pemerintah sebagai kompensasi kenaikan BBM," ujar Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman kepada Media Indonesia, Rabu (9/11).

Konsumsi rumah tangga menjadi andalan lantaran mampu tumbuh 5,39% pada triwulan III 2022. Adhi menilai masih tumbuhnya konsumsi rumah tangga menunjukkan geliat ekonomi yang makin baik dan berdampak positif pada industri makanan dan minuman nasional.

Dia turut berharap bantuan sosial pemerintah yang rencananya bakal dicairkan pada Desember 2022 dapat kembali mendorong konsumsi masyarakat.

"Rencana pemerintah mengucurkan lagi di Desember 2022 diharapkan semakin mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga," ucap Adhi.

Baca juga: Kerry Mewujudkan Nutrisi Berkelanjutan di Industri Makanan dan Minuman di Indonesia

Dia menyampaikan, kondisi industri makanan dan minuman saat ini masih tergolong cukup baik meski mengalami perlambatan pertumbuhan. Pada triwulan II 2022, industri ini mampu tumbuh 3,68% (year on year/yoy), namun sedikit melambat di triwulan III menjadi 3,57% (yoy).

Penurunan itu utamanya disebabkan oleh faktor pola musiman, pada triwulan II 2022 terdapat momen lebaran yang menyebabkan permintaan melonjak. Pengeluaran masyarakat di awal triwulan III juga menurut Adhi terfokus pada biaya masuk sekolah di tahun ajar baru, sehingga berdampak pada perlambatan pertumbuhan di industri makanan dan minuman.

"Diharapkan triwulan IV akan naik kembali seiring program bantalan sosial pemerintah yang diharapkan mendorong konsumsi," tukasnya.

Gapmmi, lanjut Adhi, berharap pemerintah tetap fokus mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat maupun perekonomian secara makro. Dia juga mendorong pengambil kebijakan untuk mengevaluasi sejumlah regulasi yang belum kondusif.

Hal itu bertujuan agar industri makanan dan minuman dalam negeri dapat bersaing melalui peningkatan produktivitas. Ini dinilai akan berdampak pada keterjangkauan harga di level konsumen yang saat ini tengah dihadapkan pada peningkatan harga-harga bahan baku, energi, dan logistik.(OL-5)

BERITA TERKAIT