NILAI tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (12/10) sore bergerak relatif datar seiring pelaku pasar yang menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS). Rupiah ditutup menguat tipis 1 poin atau 0,01% ke posisi 15.357 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.358 per dolar AS.
"Pelaku pasar masih menunggu pengumuman inflasi AS. Namun secara umum ekspektasi pasar mengenai inflasi, menyusul panasnya situasi politik di Eropa, masih meningkat," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Menurut Revandra, permintaan terhadap energi meningkat seiring dengan mulai mendekati musim dingin di Eropa. Imbasnya inflasi energi juga meningkat. "Dengan situasi ini, ekspektasi pengetatan kebijakan moneter meningkat sehingga indeks dolar AS kembali terangkat," ujar Revandra.
Pelaku pasar cemas mengantisipasi laporan inflasi utama AS yang diperkirakan menunjukkan tekanan harga tetap kuat. Para pedagang menanti indeks harga konsumen AS September yang akan dirilis pada Kamis (13/10) untuk melihat indikasi terbaru tentang gambaran inflasi.
Di sisi lain, ada laporan dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang mengatakan negara-negara yang mewakili sepertiga dari produksi dunia bisa berada dalam resesi tahun depan. IMF juga memangkas perkiraan pertumbuhan global 2023.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 15.365 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 15.354 per dolar AS hingga 15.388 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi 15.373 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 15.362 per dolar AS. (Ant/OL-14)