SAAT mencari tahu ada berapa banyak petani gula aren batang yang menjual produknya ke pedagang di pasar tradisional Tawainalu, di Tirawuta, Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, Hasrul menemukan cukup banyak petani yang menggantungkan hidupnya dari situ.
Setidaknya, ketika itu ada 30-an petani gula aren di tetangga desanya.
Hasrul tinggal di Matabondu, Kecamatan Tirawuta. “Itu di satu desa saja. Desa-desa lain, ternyata banyak informasi saya temukan ketika itu juga setidaknya ada 20-30-an orang,” terang Hasrul, pemilik bisnis Arentim,
merek produk gula aren serbuk dan cair asal Sulawesi Tenggara, kepada Media Indonesia melalui konferensi video, Senin, (26/9).
Kini, setidaknya Arentim telah membina 60 petani gula aren di dua desa, yang memasok produksi mereka. Hasrul mengatakan, masih banyak lagi yang perlu digandeng. Sebab, di Kolaka Timur ada 12 kecamatan, 14
kelurahan, dan 118 desa (sumber situs resmi Kabupaten Kolaka Timur).
“Semuanya ini memproduksi gula aren, tapi selama ini memang belum tergarap dengan baik. Dari pemerintah maupun swasta. Di Sulawesi Tenggara, kami yang merupakan pelopor untuk inovasi gula aren ini.”
Pohon aren, yang tingginya bisa mencapai 25 meter dengan diameter umumnya mencapai 65 sentimeter ini, selain niranya disadap oleh para
petani, juga akar pohonnya dikenal sebagai penahan erosi. Sebab itu, Hasrul juga mendorong agar pohon aren untuk bisa terus ditanam.
“Kami tidak hanya ambil bahan baku dari petani. Kami dorong juga untuk
terus melakukan penanaman pohon aren, karena bisa menjadi pohon konservasi dan menjaga ekosistem hutan sehingga bisa reforestasi.” (Jek/M-4)
_________________________________________________
Biodata:
Arentim
Produk gula aren serbuk dan cair dengan indeks glikemik (IG) 43.6. Sejak 2020
Domisili: Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
Pendiri/Komisaris Utama
Hasrul
Tempat, tanggal lahir: 26 Februari 1990
Pendidikan: Ilmu politik
Penghargaan:
-Wirausaha Unggulan Bank Indonesia 2022
-Top 10 Startup Ideanation
-Top 20 Hetero Startup
-Top 150 DSC12