PERUSAHAAN Internet of Things (IoT), ReCharge Indonesia yang menyediakan layanan penyewaan power bank berbasis aplikasi bergeliat dengan penambahan pengguna 300 ribu selama dua tahun terakhir atau dari 2020 lalu.
Co-Founder & CEO ReCharge Indonesia Dick Listijono menuturkan ketergantungan akan pemakaian gadget menjadi lebih besar oleh masyarakat saat pandemi. Hal itu membuat layanan pengisian daya atau charge semakin dibutuhkan
"Selama dua tahun ini penggunan ReCharge bertambah 300 ribu pengguna baru. Tadinya saat rapat hanya di meeting room, kini bisa di mana pun. Adaptasi dengan teknologi sangat cepat," ujarnya di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (10/8).
Pemasangan ReCharge Station (mesin tempat penyewaan power bank) tersebar di area transportasi publik, yaitu di 35 halte TransJakarta, 23 stasiun KRL line Jakarta Kota - Bogor dan 13 stasiun MRT Jakarta.
Saat ini, ReCharge sudah memasang sebanyak lebih dari 1.000 ReCharge Station di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta telah merambah kota lain, seperti Bandung dan Yogyakarta.
"Selama pandemi kami tambah 300 titik dari 800 titik, sehingga ada seribu lebih titik. Lokasi ReCharge Station sangat strategis, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan penyewaan power bank," jelasnya.
Baca juga: Ini Empat Kesalahan yang Sebabkan Baterai Bocor
Sejak awal beroperasi di Maret 2018, aplikasi ReCharge telah diunduh lebih dari sejuta pengguna. Kebanyakan pengguna ialah para ojek online, pegawai kantor, serta anak muda.
Untuk bisa menggunakan layanan ReCharge dengan mudah, masyarakat bisa mengunduh aplikasi penyewaan di ponsel yang dapat diunduh melalui Play Store. Power bank ReCharge memiliki kapasitas daya 5.000mAh sehingga cukup memenuhi untuk pengisian daya baterai smartphone masa kini.
Selain itu, power bank ReCharge telah dilengkapi dengan teknologi Fast Charging untuk pengisian daya baterai ponsel lebih cepat.
Untuk pengguna baru layanan ReCharge, memperoleh sewa gratis 1 jam tanpa minimum top up. Setelah pemakaian berikutnya, pengguna dikenakan harga sewa, yakni 1-2 jam Rp2.000/jam, 3-4 jam Rp4.000/jam, dan 24 jam sebesar Rp30 ribu.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President Non Transport Commercialization PT KAI (Persero) Krisna Arianto menuturkan, layanan penyewaan power bank tersebut akan memudahkan penumpang kereta untuk charge ponselnya dengan bisa mengembalikan power bank di stasiun berbeda yang memiliki ReCharge Station. Saat ini, pengguna KRL sudah tembus 660 ribu penumpang.
"Misalnya Anda menggunakan layanan ReCharge di Stasiun Bogor, lalu di bawa dan dikembalikan di Stasiun Juanda. Dari KAI sudah ada 23 stasiun lintas Jakarta-Bogor tempat pengisian power bank ReCharge," jelasnya.
Senada, Staf Ahli Direktur Pelayanan dan Pengembangan TransJakarta Barnard Wiraharja mengatakan, layanan ReCharge dibutuhkan bagi penumpang moda transportasi, karena 90% merupakan solo traveler yang pasti menggunakan ponsel di dalam bus.
"Rata-rata lama perjalanan di bus sekitar 20-40 menit. Dalam perjalanan kerap memakai ponsel dan layanan seperti itu penting bagi pelanggan kami. Baru ada di 35 halte busway, ke depannya ingin digenjot agar bertambah lagi layanan ReCharge," pungkasnya. (A-2)