04 August 2022, 17:08 WIB

Ini Alasan JNE Kubur 3,4 Ton Beras Rusak Setelah Disimpan 1,5 Tahun


Insi Nantika Jelita |

PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) memberikan klarifikasi terkait penguburan 3,4 ton beras sosial (bansos) presiden di kawasan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Beras yang rusak karena terkena hujan itu disimpan di gudang JNE sejak Mei 2020. Namun, baru dikubur pada November 2021 atau disimpan selama 1,5 tahun. 

Melalui kuasa hukumnya, Hotman Paris menuturkan bahwa penguburan di lahan depan gudang JNE tersebut dilakukan karena pertimbangan untuk menghindari penyalahgunaan. 

Baca juga: Jakarta-Singapura Jadi Salah Rute Penerbangan Tersibuk di Dunia

"Jadi beras yang dikubur itu adalah beras milik JNE, ini demi higienis untuk mencegah disalahgunakan. Bisa saja JNE kalau mau dijual lagi ke pasar, tapi kalau ini dijual takutnya menimbulkan penyakit karena sudah rusak," ungkapnya di Jetski Cafe, Pluit, Jakarta Utara, Kamis (4/8).

Hotman menambahkan, JNE tidak tidak mau menaruh bansos rusak ke tempat pembuangan karena menyangkut sensitivitas perusahaan maupun pemerintah. Pasalnya, ada logo bantuan presiden di paket bantuan tersebuy 

"Beras itu ada logo banpres, jadi kalau kita buang (sembarangan) diambil orang, kita lagi yang kena," ucapnya.

Bansos yang dikelola oleh Kementerian Sosial disalurkan melalui Bulog yang bekerjasama dengan PT. SSI, lalu SSI menunjuk JNE sebagai transporter bansos. Hotman menjelaskan, sesuai kontrak setiap kerusakan JNE harus ganti. 

Untuk kasus ini, sepenuhnya untuk pengiriman di wilayah Depok. Total beras yang disalurkan JNE ada 6.199 ton untuk 274 ribu penerima manfaat bansos.

"Setiap kerusakan, JNE minta beras tambahan ke SSI, lalu dipotong dari komisi JNE. JNE harus ganti rugi. Beras yang rusak 3,4 ton dari 6.199 ton. Nah kalau secara persentase hanya 0,05% kurang dari yang rusak," terangnya. 

Sebelumnya, pemilik lahan Rudi Samin, mendapat laporan ada paket yang tertimbun di tanah miliknya. Ia berinisiatif melakukan penggalian untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut.

Ia mengaku tidak menemukan paket-paket tersebut pada penggalian hari pertama pada (26/7). Rudi baru menemukan paket sebanyak 1 kontainer pada pukul 14.00 WIB, Jumat, (29/7). Pada (1/8) Polda Metro Jaya pun menyelidiki kasus dugaan penimbunan beras bantuan sosial (bansos) di kawasan Sukmajaya, Depok. (OL-6)

BERITA TERKAIT