DIREKTUR Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menegaskan, pertanian digital atau digital farming menjadi langkah yang wajib dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan.
Hal tersebut ia sampaikan dalam agenda Petro AgriTalk: Digital Farming, Ancaman atau Peluang untuk Sektor Pertanian yang digelar di Kebun Percobaan Petrokimia Gresik, Gresik, Jawa Timur, Kamis (14/7).
“Selama tiga tahun ini Indonesia memang tidak melakukan impor beras. Tetapi apabila kita tidak melakukan apa-apa sekarang, krisis pangan akan terjadi di negara kita. Untuk itu kita harus terus melakukan perbaikan dan inovasi yang berkelanjutan,” ujar Dwi melalui keterangan resmi, Jumat (15/7).
Ia pun memaparkan salah satu teknologi digital farming perseroan, yaitu penggunaan drone untuk penyemaian pupuk jenis granul.
Baca juga : Hingga 2045 Food Estate Tambah Lahan Pertanian Sejuta Hektare
Bahkan, Dwi juga mendemonstrasikan pengaplikasi teknologi tersebut.
"Ini merupakan percontohan perdana untuk pupuk granul karena selama ini drone hanya digunakan untuk pupuk jenis cair," tuturnya.
Ia menjelaskan, pemanfaatan drone untuk pemupukan terbukti menghemat biaya produksi. Melalui penggunaan pesawat nirawak, jumlah tenaga kerja bisa dikurangi.
"Tenaga kerja adalah salah satu item cost yang mahal. Drone cukup dioperasikan oleh satu orang dan mampu melakukan pemupukan minimal 40 hektare per hari dengan hasil penyebaran pupuk yang lebih presisi," ucapnya. (OL-7)