HARGA pangan dunia, termasuk gandum, turun pada Juni untuk bulan ketiga berturut-turut. Meskipun demikian harganya tetap mendekati level tertinggi sepanjang masa. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan itu pada Jumat (8/7).
Gangguan arus ekspor akibat invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari dan sanksi internasional terhadap Moskow telah memicu kekhawatiran krisis kelaparan global. Setelah rekor lonjakan pada Maret karena perang, indeks harga pangan FAO--ukuran perubahan bulanan harga internasional sekeranjang komoditas pangan--turun 2,3% pada Juni.
Rusia dan Ukraina menjadi daerah penghasil biji-bijiannya yang luas merupakan salah satu lumbung pangan utama dunia. Keduanya menyumbang sebagian besar ekspor dunia dalam beberapa komoditas utama, termasuk gandum, minyak sayur, dan jagung.
Sebagian besar indeks harga jatuh pada Juni, termasuk untuk biji-bijian, minyak sayur, dan gula. Harga biji-bijian turun 4,1% secara keseluruhan. Harga gandum menyusut 5,7%, pertama kali turun sejak Maret.
Baca juga: Samsung Electronics Perkirakan Laba Kuartal II Naik 11,4%
"Penurunan pada Juni didorong oleh ketersediaan musiman dari panen baru di belahan bumi utara, perbaikan kondisi tanaman di beberapa negara produsen utama, dan prospek produksi yang lebih tinggi di Federasi Rusia," badan PBB menjelaskan.
Kepala ekonom FAO Maximo Torero Cullen tetap menyuarakan kehati-hatian. "Meskipun Indeks Harga Pangan FAO turun pada Juni untuk bulan ketiga berturut-turut, itu tetap mendekati tertinggi sepanjang masa Maret tahun ini," katanya. (AFP/OL-14)