MENTERI Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia 2022 merupakan momentum terbaik dalam rangka membangun konsepsi global untuk pembangunan ekonomi di Indonesia dan negara G20.
Menurutnya, saat ini dunia hanya mengalami dua persoalan besar yakni pengendalian covid-19 dan pemulihan ekonomi pascapandemi. Indonesia sendiri dikatakan tengah berada di jalur yang tepat untuk mengatasi dua hal tersebut.
"Indonesia pertumbuhan ekonomi nasional kita pada kuartal I 2022 5,1% dan alhamdulillah pengelolaan covid-19 kita salah satu terbaik di dunia. Harus diakui itu. Indonesia jika dibandingkan di Amerika Serikat, sekalipun infrastruktur kesehatan di sana lebih baik, tapi pengelolaan pandemi covid-19 Insyaallah kita tidak kalah dengan Amerika bahkan Eropa. Ini kemampuan leadership dari masing-masing negara dan Presiden Jokowi telah membuktikan kemampuan leadershipnya dalam menghadapi pandemi covid-19," ungkapnya dalam acara Road to G20: Investment Forum 2022 "Mendorong Percepatan Investasi Berkelaniutan dan Inklusif" secara virtual, Rabu (18/5).
Lebih lanjut, Bahlil menambahkan bahwa dari tahun 2019 investasi Indonesia terus mengalami kenaikan, di mana pada tahun 2019 target investasi sebesar Rp795 triliun dan realisasinya mencapai Rp800 triliun lebih.
Di 2020 target Rp825 triliun dan realisasi Rp827 triliun. Di 2021 target Rp900 triliun lebih dan pada tahun 2022 ini target Rp1.200 triliun, di mana 2022 sudah terealisasikan 23% atau Rp280 triliun lebih pada kuartal I 2022.
Selain itu, investasi antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa juga dikatakan sudah mulai berimbang.
"Sejak Indonesia merdeka sampai kuartal II 2020, investasi selalu lebih banyak di Pulau Jawa. Tapi sejak kuartal III 2020 sampai 2022, investasi di luar Pulau Jawa mulai melampaui Pulau Jawa. Ini terjadi karena Presiden memerintahkan kami untuk membangun investasi Indonesiasentris. Tidak bisa hanya satu pulau tertentu," kata Bahlil.
Sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya juga dikatakan mengalami kenaikan sejak 2019 sampai 2021. Bahkan di 2021 sektor ini menduduki peringkat pertama dengan realisasi investasi sebesar Rp117,6 triliun. Hal ini pun dikatakan sangat berkorelasi dengan membangun industri hilirisasi di Indonesia.
Baca juga: IIGCE 2022 Akan Dorong Pemanfaatan Panas Bumi Sebagai Alternatif Energi Terbarukan
Di tempat yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menegaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan mineral dan aneka tambang yang dibutuhkan dunia. Dia mencontohkan nikel, di mana Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar dunia dengan kapasitas produksi 21 juta ton per tahun.
Indonesia juga dikatakan memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang besar, berasal dari energi surya, hydro, bioenergi, angin, panas bumi, dan gelombang laut. Sayangnya dalam membangun ekosistem serta fasilitas investasi energi seperti pembangunan smelter dan EBT memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga investasi punya peran yang sangat krusial.
Untuk mendorong investasi berkelanjutan dan inklusif, Arsjad pun menyarankan beberapa cara yang dapat dilakukan.
"Pertama promosi investasi terhadap proyek dan sektor unggulan di Indonesia, terutama pada hilirisasi dan EBT. Hal ini dapat dimaksimalkan melalui event G20 dan B20 sebagai investment showcase bagi sektor unggulan," ujar Arsjad.
Kedua, lanjutnya, sosialisasi Undang-Undang Cipta Kerja untuk meyakinkan investor bahwa Indonesia ramah terhadap investasi, di mana peraturan tersebut akan meningkatkan transparansi, efisiensi, percepatan dan kepastian. Aturan ini juga didukung oleh kemudahan investasi berbasis elektronik atau OSS.
Ketiga, kemitraan publik dan swasta untuk mempromosikan investasi hijau dan menyediakan kebijakan strategis juga mendorong dan memfasilitasi sharing knowledge.
"Keempat, dukungan pemerintah berupa paket stimulus yang mendorong insentif energi hijau, dan kelima, penyediaan layanan end to end kepada investor hingga investasi terlaksana serta membantu pendampingan sampai tahap produksi," tururnya.
Menurut Asrjad, pihaknya optimis dan yakin, upaya ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, tapi juga mendorong pembangunan inklusif melalui hilirisasi dan transisi energi.
Maka dari itu, Kadin terus berkomitmen untuk menguatkan kolaborasi inklusif bersama pemerintah dan pelaku industri dalam mendukung terciptanya ekosistem hilirisasi energi.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa investasi menjadi komponen pembangunan yang punya banyak manfaat seperti penyediaan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Maka dari itu, pihaknya pun tengah mengembangkan berbagai destinasi unggulan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Solo.
"Diharapkan beragam kegiatan yang dilakukan di Kota Solo jadi trigger pertumbuhan ekonomi di Kota Solo. Mari kita bangun optimisme untuk meraih kekuatan ekonomi baru yang kuat dan tangguh," pungkas Gibran. (A-2)